REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG — Antrean penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bojonggede, Bogor mengular hingga ke jalan raya. Salah satu penumpang Eva (42 tahun) mengaku sudah mengantri selama 15 menit hanya untuk bisa masuk ke stasiun.
“Sudah 15 menitan ngantri, tapi saya jarang naik kereta. Setahu saya memang kalau Senin penuh,” kata Eva kepada Republika, Senin(3/7).
Hal senada juga disampaikan, Indra (52 tahun) ia menyebut penumpukan memang sering terjadi pada hari Senin. Ia sendiri harus berangkat lebih pagi agar bisa tepat waktu sampai ke tempat kerja.
“Memang kalau Senin begini, saya udah ngatri dari jam Setengah 8. Kalau mau ke Jakarta emang gini soalnya kan dibatasi, jadi harus berangkat lebih pagi atau naik bus bantuan,” ujar dia.
Pedagang di depan pintu stasiun Endra (42 tahun) menyebutkan antrian tidak separah sebelumnya yang menular hinggal 200 meter. Ia menyebut hal tersebut karena terdapat bantuan bus dari pemerintah yang sudah siap sejak pukul 04.00 WIB.
“Biasanya lebih parah kalo diliat sebelumnya, mungkin banyak yang bawa kendaraan pribadi soalnya lama antrikan. Tadi pagi ada 4 bus bantuan juga pukul 04.00 WIB udah di sini berangkat pukul 06.00 WIB,” kata dia.
Hasil pantauan Republika, antrean penumpang tak hanya terjadi di pintu selatan, penumpukan penumpang pun terlihat di pintu timur Stasiun Bojonggede. Para petugas stasiun dibantu TNI Polri pun nampak bersiaga agar masyarakat disiplin menjalankan protokol keselamatan.
Para petugas dan anggota TNI secara bergantian selalu mengingatkan penumpang akan pentingnya menjaga protokol kesehatan. Seperti memakai masker, menjaga jarak aman, serta memakai baju berlengan panjang saat akan menggunakan moda transportasi KRL.