REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menilai, kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan pola tatap muka adalah pola pembelajaran yang paling efektif. Sebab guru dapat melihat langsung respons dan ekspresi peserta didik.
"Guru dapat melihat langsung, apakah peserta didiknya tampak gembira atau sedih, apakah dapat mengikuti pelajaran dengan baik atau tidak," kata Nadiem Makarim dalam dialog dengan para guru SD Negeri Polisi 1, di Kota Bogor, Kamis (30/7).
Menurut Nadiem, pemerintah belum mengizinkan peserta sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan pola tatap muka, karena situasinya masih pandemi Covid-19. Masih banyak daerah berstatus zona merah, sehingga kegiatan belajar mengajar masih dilakukan dengan pola jarak jauh.
"Kalau tidak ada lagi zona merah, situasinya sudah aman, bisa dimulai pembelajaran dengan tatap muka," ujarnya.
Kalau nanti sudah mulai kegiatan belajar mengajar dengan pola tatap muka, kata dia, diharapkan pengetahuan mengenai teknologi pola belajar jarak jauh masih bisa dimengerti untuk suatu suatu saat bisa dimanfaatkan.
Pada kesempatan tersebut, Nadiem menjelaskan, bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan kebijakan terkait alokasi anggaran untuk bantuan operasional sekolah (BOS).
Menurutnya, alokasi anggaran BOS sudah dialihkan untuk pelaksanaan pendidikan jarak jauh, yakni membeli pulsa untuk kegiatan belajar mengajar bagi guru dan peserta didik, agar proses belajar mengajar secara daring(online) dapat terlaksana dengan baik.
"Alokasi dana BOS itu sudah ada plafonnya. Kalau besaran dana BOS dinilai kurang, itu persoalan lain lagi," katanya.
Nadiem juga menjelaskan, Kemendikbud saat ini menghadapi pekerjaan rumah, yakni penyederhanaan kurikulum. "Kami akan melakukan penyederhanaan kurikulum agar peserta didik lebih fokus belajar. Tampaknya, masih banyak guru yang ragu-ragu," katanya.