Senin 27 Jul 2020 17:22 WIB

BUMD Diminta Lebih Agresif, Tak Pakai Ekonomi Warung

Semua BUMD ini harus proaktif menjadi mitra utama untuk investasi sendiri dan luar

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Webinar dengan tema Siasat Recovery BUMD Jabar di era AKB yang digelar oleh PWI Jabar Gedung Sate, Senin (27/7) dengan keynote speaker Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Foto: istimewa
Webinar dengan tema Siasat Recovery BUMD Jabar di era AKB yang digelar oleh PWI Jabar Gedung Sate, Senin (27/7) dengan keynote speaker Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta BUMD agresif melakukan perbaikan ekonomi, kinerja perusahaan hingga menjaring investor. Bahkan, Ridwan Kamil, meminta strategi dan inovasi bisnis yang akan dilakukan oleh direksi dalam dua pekan ke depan.

Ridwan Kamil mengatakan, semua harus bersahabat dengan menteri BKPM. Jadi, jangan hanya Gubernur saja.  "Jangan lewat gubernur saja. Rejeki itu harus dijemput. Jangan duduk manis saja. Jangan gunakan ekonomi warung. Duta besar datangi, investor datangi. Saya ingin direksi aktif lobi-lobi datang kesana kemari," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat menjadi keynote speaker dalam webinar Siasat Recovery BUMD Jawa Barat di Era AKB yang digelar oleh PWI Jabar Gedung Sate, Senin (27/7).

Emil mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran bahwa siapapun yang tidak siap dengan distruksi, maka akan berakhir menjadi pecundang. Sebaliknya, siapa yang bisa beradaptasi, maka akan menjadi pemenang.

“Jabar itu sangat besar dan luas kue ekonominya. Nah di zaman saya semua BUMD ini harus proaktif menjadi mitra utama untuk investasi sendiri dan menjadi mitra utama untuk investasi dari luar,” katanya.

Emil menjelaskan, selama enam bulan ada Rp 57 triliun investasi datang ke Jabar. Sehingga, Jabar menjadi rangking satu sekarang.

"Pertanyaannya kan dari kue 57 triliun ini apakah BUMD paham, apakah BUMD ini bisa melihat bahwa banyak peluang kerjasama yang hadir,” katanya.

Emil mencotohkan, BUMD Agro Jabar yang bergerak di bidang pertanian bisa menangkap peluang kajian yang menyebut bahwa pertanian adalah sektor ekonomi yang paling kuat di masa pandemi. 

BUMD ini, kata dia, harus menjadi pemain utama di seluruh lini pertanian. Tidak melulu sebagai hulunya, tapi juga sebagai hilirnya. Artinya, agresif dalam menjalin  kerja sama dalam bisnis perkebunan, punya sistem matang di bidang digital commerce-nya.

Di bidang infrastruktur, kata dia, BUMD Jasa Sarana dan anak perusahaannya harus menjadi mitra utama dalam invetasi di bidang infrastruktur. Misalnya juga,  PT Jaswita, yang seolah hanya jadi broker (menyewakan) properti, harus mengambil peran sebagai pelaku properti secara profesional.

Begitupula, kata dia, PT BIJB harus agresiif selain di sektor bisnis utama penerbangan. Mereka punya peluang sebagai mitra utama dalam pembangunan. “Jadi harus jemput bola zaman recoveri ekonomi ini. Harus bisa mengkonversi peluang. Saya minta bahan presentasi analisa peluang usaha. Saya kqsih waktu tujuh hari sampai 14 hari," tegasnya.

Menurutnya, saat ini yang baru membukukan laba, selain BJB dan BPR, adalan Jaswita dan Migas Hulu. Di luar itu, saat ini masih masih merugi.“Kalau memang yang tidak memberikan nilai ekonomi, bisa ditutup. Jangan jadi di zona nyaman saja. Kalau ga ada kontribusi, saya serahkan ke swasta saja," katanya.

Dikatakan Emil, kinerja perusahaan harus terlihat kontribusi terhadap pembangunan daerah. Serta, tang punya dampak sosial tinggi. "Kita bukan profit oriented saja. Sosial dan lingkungan juga iya,” katanya.

Ketua Forum BUMD Jabar, Deni Nurdyana Hadimin, mengatakan BUMD di Jabar akan terus berupaya menggarap berbagai bisnis yang berpotensi berkembang baik selama pandemi Covid-19. Deni mengatakan bisnis-bisnis yang menguntungkan tersebut di antaranya bisnis kesehatan, e-commerce, teknologi informasi, dan pangan.

"Kita sedang bersiap ngabret. Seperti diketahui, sektor pariwisata dan penerbangan sendiri sekarang tengah terpukul dengan adanya pandemi. Kita akan berusaha tetap survive, dan mengembangkan bisnis-bisnis yang jadi winner di tengah pandemi ini," papar Deni.

Menurut Deni yang juga merupakan Direktur Utama PT Jasa dan Kepariwisataan Jabar ini, jika dulu BUMD-nya terkenal dengan sebutan juragan kontrak karena hanya mengontrakkan aset-aset Pemprov Jabar yang bisa dikerjasamakan. Sekarang, perusahaannya mulai menjajaki mengelola restoran atau hotel di luar negeri seperti Turki, Jordania, dan Aljazair, selain sejumlah hotel dan restoran di Jawa Barat.

Direktur Utama PT Migas Hulu Jabar, Begin Troys, BUMD-nya berencana mulai menggarap bisnis lain di luar usaha pengelolaan participating interest (PI) blok Offshore North West Java (ONWJ).

Begin mengatakan, pihaknya sudah merancang menggarap bisnis baru di luar PI 10 persen ini sesuai permintaan pemegang saham agar bersinergi dengan BUMD lain milik Pemprov Jawa Barat. Kerja sama sudah mulai dilakukan seperti dengan BIJB, Agronesia, kemudian Tirta Gemah Ripah.

"Kami pun berencana menggarap jasa konstruktri infrastruktur energi dan ketenagalistrikan. Jadi kalau selama ini MUJ dibilang hanya nunggu PI saja, bisa terbantahkan dengan proyek-proyek baru kami," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement