REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 merilis 10 kabupaten/kota yang mengalami angka kematian tertinggi akibat penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) hingga Senin (27/7). Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) masih menduduki peringkat pertama dengan angka kematian 27,22 per 100 ribu penduduk.
Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menyebutkan 10 kabupaten/kota dengan angka kematian tertinggi akibat Covid-19 ini tersebar. Setelah Surabaya, posisi kedua yaitu Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan angka kematian 18,20 per 100 ribu penduduk, dan Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) menyusul dengan angka kematian 18,17 per 100 ribu penduduk.
"Pertama yaitu Kota Surabaya 27,22 per 100 ribu penduduk," ujarnya saat mengisi konferensi pers virtual akun youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertema 'Telaah Pergerakan Zonasi Wilayah: 5W 1H', Senin (27/7).
Di peringkat keempat, dia melanjutkan, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah yaitu 17,94 per 100 ribu penduduk. Kemudian peringkat kelima yaitu Kota Semarang, Jawa Tengah dengan angka kematian 17,26 per 100 ribu penduduk, keenam Jakarta Pusat, DKI Jakarta 15,67 per 100 ribu penduduk.
Ranking ketujuh, Dewi melanjutkan, Kota Mataram di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan angka kematian 15,56 per 100 ribu penduduk. Kemudian posisi delapan, dia melanjutkan, Kota Makassar di Sulawesi Selatan dengan angka kematian 14,45 per 100 ribu penduduk.
"Posisi sembilan yaitu Kota Banjarbaru di Kalsel dengan angka kematian 13,90 per 100 ribu penduduk. Posisi terakhir adalah Kota Gorontalo di Gorontalo dengan angka kematian 9,97 per 100 ribu penduduk," katanya.
Bahkan, Kota Surabaya lagi-lagi mencatatkan diri sebagai kabupaten/kota yang alami kematian terbanyak. "Ada 803 kematian di Kota Surabaya," kata Dewi.
Kemudian, dia melanjutkan, Kota Semarang menyusul dengan kematian sebanyak 289 jiwa. Ketiga, ia menyebutkan Kota Makassar dengan kematian 214 kematian. Peringkat keempat, dia melanjutkan, yaitu Jakarta Pusat sebanyak 180 kematian. Posisi kelima, dia menambahkan, Jakarta Timur 156 kematian, kemudian dibuntuti Jakarta Selatan dengan 150 kematian, Jakarta Barat 149 kematian, Kabupaten Sidoarjo 140 kematian, posisi sembilan Kota Banjarmasin 122 kematian, dan terakhir Jakarta Utara 118 kematian.
Karena itu, Dewi meminta pemerintah daerah (pemda) harus berhati-hati. Pihaknya mencatat perkembangan hingga 19 Juli 2020 bahwa 11,88 persen atau 61 kabupaten/kota mengalami kematian diatas 10 orang.
Kendati demikian, ia menyebutkan 26,65 persen atau 137 kabupaten/kota alami kematian dua hingga 10 orang. Kemudian 15,17 persen atau 78 kabupaten atau kota mengalami kematian satu orang, dan 46,3 persen atau 238 kabupaten/kota tidak ada kematian.
"Tetapi Covid-19 adalah penyakit yang sangat dinamis jadi jangan lengah. Semua jangan merasa aman, kalau bisa kabupaten/kota menuju angka yang lebih baik," ujarnya.