Senin 27 Jul 2020 14:12 WIB

Bekasi Akui Fasilitas Wi-fi Gratis Belajar Daring Terbatas

Kelurahan Jatirahayu menyiapkan kantor lurah untuk pembelajaran bersama-sama siswa.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto MoU dengan Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi, Ali Fauzi, Senin (27/7).
Foto: Uji Sukma Medianti
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto MoU dengan Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi, Ali Fauzi, Senin (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI-- Kemampuan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat, dalam menyediakan fasilitas wi-fi bagi pelajar masih terbatas. Hal ini terkait dengan kegiatan pembelajaran murid secara daring yang dilaksanakan di rumah.

Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menuturkan, sementara ini, Pemkot Bekasi baru dapat mengandalkan wi-fi di kantor-kantor pemerintahan. “Kemampuan dari pemda menyediakan wifi juga masih memiliki keterbatasan. (Kemarin) Kelurahan Jatirahayu menyiapkan kantor lurah untuk pembelajaran bersama-sama,” kata Tri di kompleks Pemkot Bekasi, Senin (27/7).

Tri mengatakan, penggunaan wi-fi di kantor pemerintahan ini dibuka seluas-luasnya, sehingga dapat memfasilitasi masyarakat yang sedang kesulitan. “Kita memfasilitasi warga masyarakat. Jangankan untuk mendapatkan handphone dengan kualitas yang baik. Untuk mendapatkan kuotanya juga menjadi persoalan,” terangnya.

Selain sarana, menurut Tri, program pembelajaran secara daring juga menuai kendala dari kurikulum. Hal itu membuat orang tua dituntut harus bisa menyesuaikan kapasitas intelektual dan pemahaman pembelajaran.

Dalam kesempatan yang sama, Pemkot Bekasi bersama Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi menandatangani nota kesepahaman (MoU) empat sekolah role model dengan berpegang pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi, Ali Fauzi menyebut, sekolah role model harus memastikan protokol kesehatan telah dipenuhi. Tak kalah penting, persetujuan orang tua juga menjadi hal penting yang tak boleh dilewatkan dalam proses pembelajaran tatap muka.

"Penyataan orang tua kesiapan putra putrinya untuk sekolah tatap muka. Protokol harus dipenuhi sekolah role model dan menjadi contoh model buat sekolah lain sehingga rasa waswas kepada sekolah sedikit berkurang sepanjang mengikuti protokol kesehatan," ungkap Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement