REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak istana kepresidenan memastikan protokol kesehatan sudah dijalankan secara ketat, khususnya dalam agenda-agenda resmi presiden. Istana juga menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk ibu negara dan keluarga inti, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin setiap pekan untuk memastikan dirinya terbebas dari Covid-19.
Penjelasan istana ini menyusul pemberitaan yang menyebutkan bahwa Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo terkonfirmasi positif Covid-19. Padahal, Achmad Purnomo sempat bertemu Presiden Jokowi di istana pada Kamis (16/7) lalu. Lantas bagaimana sebenarnya penerapan protokol kesehatan di sekitar presiden?
Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengungkapkan bahwa seluruh pejabat atau petugas yang sehari-hari bertemu dengan Presiden Jokowi harus melakukan rapid test setiap hari. Misalnya, sosok Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno yang setiap hari bertugas mendampingi presiden. Pratikno pun menjalani rapid test setiap pagi.
"Contohnya, saya dengan Pak Deputi dan perangkat tentunya dengan Mensesneg yang selalu setiap hari bertemu Bapak Presiden, kami selalu rapid test setiap hari. Saya terakhir swab itu kemarin, dan Alhamdulillah hasilnya negatif," kata Heru dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (24/7).
Selain itu, semua orang yang tugasnya melekat dengan Presiden Jokowi baru dilakukan pergantian setiap dua bulan sekali. Misalnya, petugas yang memang melayani presiden sewaktu-waktu, petugas memasak, hingga pasukan pengamanan presiden (paspampres).
"Misalnya, besok ada jadwal pergantian dua bulan, berarti malam ini yang baru sudah kami lakukan swab. Masuk, dan dia bekerja tidak boleh berinteraksi dengan yang lainnya sampai dengan 2 bulan berikutnya," jelas Heru.
Heru menambahkan, sterilisasi dan pembersihan juga dilakukan terhadap ruang kerja dan ruangan yang akan dimasuki presiden. Sterilisasi ini dilakukan setiap pagi atau 3 jam sebelum ruangan digunakan oleh presiden.
"Pengetatan kami sudah maksimal ya. Sejak awal Covid-19 kami di istana sudah ketat, termasuk sterilisasi ruangan. Jadi misalnya Presiden akan bekerja hari-hari di Istana Negara, berarti jam 6 pagi kami lakukan sterilisasi dan orang tidak boleh masuk," kata Heru.
Istana juga akan membatasi jumlah tamu yang melakukan pertemuan tatap muka dengan Presiden Jokowi. Pembatasan jumlah tamu dilakukan demi memperlebar jarak antarindividu yang melakukan pertemuan tatap muka dengan Presiden Jokowi.
Heru memberi contoh, hari ini presiden mengundang 30 pedagang kecil untuk hadir di Istana Bogor menerima bantuan modal kerja. Nantinya, jumlah pedagang yang diundang dalam setiap sesi bisa saja dikurangi menjadi 20 orang.
"Tidak mengurangi intensitas kerja beliau, tetapi mungkin jumlah orang yang akan kami kurangi. Dengan jarak yang mungkin agak lebih jauh lagi," jelas Heru.