Kamis 16 Jul 2020 13:05 WIB

Ratusan Anak Dimangsa Predator Seksual Mancanegara

Anak perempuan yang hidup di jalanan berisiko sangat besar jadi korban predator seks.

Predator seksual mengintai anak jalanan.
Foto:

Menurut Irwanto (1998), anak perempuan yang hidup di jalanan berisiko sangat besar. Terutama bila sudah tak lagi di bawah pengawasan orang tua atau sanak keluarganya.

Berbagai studi membuktikan, risiko utama yang sering dihadapi anak jalanan perempuan adalah perlakuan tak senonoh, berupa pelecehan seksual sampai kehilangan keperawanan karena diperkosa oleh anak lelaki yang lebih besar atau orang dewasa yang ada di sekitarnya.

Bahkan, tak jarang anak jalanan perem puan itu mengalami perlakuan tak senonoh pada saat usia mereka masih sangat belia. Ada kecenderungan anak jalanan perempuan lebih mudah dieksploitasi dan terdorong untuk memasuki dunia prostitusi.

Mereka direkrut menjadi pekerja seks komersial atau menjadi korban para predator seksual seperti Frans. Ada sejumlah penyebab anak jalanan mudah diperdaya dan menjadi korban predator seksual.

Pertama, anak jalanan rentan menjadi korban child sex groomer. Dengan pendekatan emosional berupa bujuk rayu dan iming-iming hadiah, predator seksual sering mudah menipu dan memengaruhi korban agar mau menuruti ulah bejat mereka.

Kedua, iming-iming materi yang selama ini tidak dimiliki anak jalanan. Frans yang memberi imbalan Rp 250 ribu hingga Rp 1 juta, bagi anak perempuan yang menjadi korbannya membuktikan, kemiskinan sering membuat anak jalanan teperdaya.

Ketiga, karena tawaran masa depan yang menjadi impian anak jalanan. Dalam kasus Frans, semula mereka ditawari menjadi foto model dan dijanjikan meraih masa depan lebih baik. Frans yang mengaku fotografer dengan mudah menipu anak-anak jalanan itu.

Frans biasanya mendekati kerumunan anak-anak jalanan saat berkeliling di jalan kawasan DKI Jakarta. Bagi korban yang sudah masuk perangkapnya, Frans mengajak korban ke hotel untuk diperkosa dan dieksploitasi secara seksual. Frans juga tak segan melakukan kekeras an dan mengancam korban jika tidak mau menuruti permintaannya.

 

Daya tarik

Ulah Frans yang memperkosa ratusan anak perempuan di DKI Jakarta adalah kasus predator seksual yang ke sekian kali terjadi di Tanah Air. Tak hanya predator seksual domestik, Indonesia selama ini dikenal sebagai salah satu surga bagi para predator seksual. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata populer di dunia, Indonesia menjadi salah satu tujuan para predator seksual mancanegara.

Di Bali, DKI Jakarta, dan daerah tujuan wisata yang lain, sudah bukan rahasia lagi banyak predator seksual yang menjalankan aksinya. Masih banyaknya anak-anak miskin, anak jalanan, dan anak-anak telantar membuat Indonesia menjadi sasaran para predator seksual mancanegara.

Di Indonesia, saat ini bagi predator seksual biasanya pelaku akan diancam dan dikenakan Pasal 81 Jo 76D Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016, Pasal 81 ayat (5) Jo 76D Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang RI No 23 Tahun 2002 dan Pasal 82 Jo 76E Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.

Untuk membuat citra Indonesia bukan sebagai negara yang longgar dan surga bagi predator seksual, dibutuhkan konsistensi dan penanganan yang benar-benar tegas terhadap para predator seksual.

*) Guru Besar dan Dosen Sosiologi Anak FISIP Universitas Airlangga

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement