Jumat 10 Jul 2020 14:49 WIB

Emil Minta Masyarakat tak Khawatir dengan Klaster Secapa AD

Orang militer memiliki fisik yang kuat dan disiplin tinggi dalam melakukan isolasi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Klaster Covid-19 di Secapa AD Kota Bandung mencapai ribuan orang. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan segera melakukan pengetesan dan pelacakan penyebaran virus karena mayoritas yang terpapar berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta, masyarakat tidak terlalu khawatir dengan klaster baru ini. Karena, orang berlatar belakang militer memiliki fisik yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam melakukan isolasi.

Baca Juga

“Masyarakat jangan terlalu khawatir, kalau satu titik apalagi militer itu lebih disiplin dalam lokalisir karantinanya. Mayoritas OTG, hanya 17 dari seribuan sekian (yang positif). Ini mengindikasikan penyembuhan 14 hari di Secapa AD ini bisa berlangsung dengan cepat,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Jumat (10/7).

Emil mengatakan, yang masuk ke lembaga pendidikan itu adalah orang yang sehat, kuat, masuk virus melalui respiratorinya. "Sembuhnya juga dari pengalaman Sukabumi (Setukpa) itu hampir 100 persen,” katanya.

Beredar infromasi bahwa penyebaran virus di klaster ini berawal pada 21 Juni lalu, saat sejumlah siswa melaksanakan pesiar (libur). Kemudian, pada 25 Juni, tiga orang Siswa dan satu orang PNS Perawat KSA Secapa AD berobat di Dustira. Saat di rapid test hasilnya reaktif, setelah di-swab hasilnya pun positif.

Dalam info yang beredar di aplikasi pesan di kalangan wartawan tersebut, pada 30 Juni, hasil rapid test terhadap 188 orang adalah reaktif. Pemeriksaan lanjutan dengan metode swab hasilnya 178 positif Covid-19. Kemudian, pada 2 Juli, swab massal siswa dan organik 836, terdapat 669 orang postif Covid-19, hingga 7 Juli diperoleh Data hasil swab 1.200 orang poitif Covid-19.

Saat ditanya mengenai hal itu, Emil menyatakan belum bisa mengonfirmasinya secara pasti. “Contoh, di awal-awal kan laporannya 200 yah, maka kami sampaikan kepada masyarakat sesuai informasi. Di hari berikutnya, setelah ada pengumuman dari pusat, diumumkannya 962. Itu kalau ditotal, Dilaporkannya kan sebetulnya dalam tiga hari, totalnya 1.200-an,” paparnya.

Menurut Emil, kalau lihat datanya, misalnya sebelumnya 962, yang dari secapanya 910, berarti sisanya pola normal. Di luar itu, sebenarnya angka Jabar rata-rata ada di 40 kasus, 60 kasus, dan 50 kasus.

"Yang isu (positif lebih dari) 2.000 itu belum dengar laporannya. Tapi, Pak Doni Monardo sudah menyatakan data tidak boleh ditutup-tutupi. Kalau baik bilang baik, kalau buruk bilang buruk, semuanya hadapi bersama sama,” katanya.

Emil mengatakan, ia telah mengintruksikan jajaran Gugus Tugas di tingkat Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung untuk melakukan pelacakan keluarga perwira siswa yang positif. Apalagi, dari setiap siswa, diberikan waktu pesiar (libur) dalam sepekan biasanya sehari.

Terkait kesiapan rumah sakit, menurut Emil, dari 1.200 yang positif itu mayortas OTG. Karena, hanya 17 yang di RS Dustira. Apalagi, angkatan darat (TNI AD) sudah punya sistem yang kuat, maka sebagian dibawa ke Jakarta di RSPAD Gatot Subroto, jadi Beban di non Dustria dan non RSPAD belum ada.

Sementara, per hari ini, kata dia, keterisian RS di Jawa Barat baru 27 persen. Jadi, masih terkendali. “Ini bukti covid tidak pilih-pilih, di Amerika Latin Presiden Brazil, Honduras, Bolivia positif (Covid-19). Sebelum obatnya datang, cara melawannya 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak). Itu saja modalnya,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement