REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 menjadi ujian besar semua pemimpin negara di dunia. Virus yang sudah menginfeksi lebih dari 10 juta orang di 200-an negara ini, tidak hanya melahirkan krisis kesehatan tetapi juga ancaman resesi ekonomi global. Hingga saat ini semua pemimpin di dunia sedang berjibaku menanggulangi penyebaran corona di negaranya masing-masing.
Menurut Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Fahira Idris, beberapa di antaranya dinilai berhasil menghentikan rantai penularan virus dan mulai menata kembali kehidupannya terutama ekonomi. "Kemampuan seorang pemimpin sesungguhnya diuji saat negara tersebut berada dalam situasi tidak normal atau krisis seperti yang terjadi saat ini," ungkap Fahira dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/7).
Menurut Fahira, sejak awal penyebaran hingga saat ini, tidak ada satupun negara, bahkan negara maju sekalipun, yang siap menghadapi serangan virus ini. Namun, memang harus diakui negara-negara yang sejak lama mempunyai sistem kesehatan publik yang mantap dan tata kelola pemerintahan yang baik lebih cepat pulih dari hantaman virus ini.
Fahira berpendapat, strategi penanggulangan corona di berbagai negara pasti berbeda-beda karena disesuaikan dengan kondisi negara tersebut. Di berbagai negara yang sebelumnya mengambil opsi karantina wilayah (lockdown) disertai manajemen dan tata kelola yang baik terutama kesiapan jaringan sosial.
"Kini sudah mulai menata dan menggeliatkan kembali ekonominya karena sudah mampu mengendalikan transmisi virus bahkan sudah nol kasus positif misalnya Vietnam dan Selandia Baru," ungkap Fahira.
Selain itu, kata Fahira, terdapat juga negara yang tidak memilih opsi karantina wilayah tetapi juga secara efektif mampu mengendalikan virus misalnya Taiwan dan Korea Selatan. Kunci keberhasilan negara yang tidak memilih karantina wilayah ini selain kesiapan sistem kesehatan adalah kebijakan tes massal, pelacakan, peningkatan komunikasi publik dan penggunaan teknologi serta tentu kedisiplinan masyarakatnya.
Namun, sayangnya hingga saat ini, lanjut Fahira, terdapat banyak negara di dunia yang masih harus mengeluarkan energi besar untuk menanggulangi corona. Negara-negara ini tidak hanya harus berjibaku menahan gelombang ekonomi yang terjun bebas tetapi juga berjibaku menahan laju penambahan kasus yang hingga saat ini belum sama sekali melandai.
Fahira mengatakan, meski berbeda pendekatan dan strategi, tetapi ada kesamaan dari negara-negara yang dinilai berhasil menanggulangi Covid-19 yaitu, pemimpinnya punya visi jelas dan pemerintahannya menjadikan sains dan data sebagai dasar kebijakan atau strategi mengendalikan virus. "Jadi kombinasi visi yang jelas, percaya sains dan data menjadi kunci mengendalikan virus ini,” tutup Senator DKI Jakarta ini.