REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berserta sejumlah pengurus menyambangi kantor Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU). Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas isu-isu terkini, seperti persoalan ideologi dan dampak pandemi Covid-19.
"Kami berbincang-bincang tentang berbagai hal dari apa yang terjadi di dunia hari ini dan dampaknya terhadap Indonesia pada masa pandemi," ujar AHY di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (26/6).
Guna menghadapi berbagai permasalahan tersebut, kolaborasi dan kerjasama diperlukan oleh berbagai pihak. Tak terkecuali antara Demokrat dan PBNU. Sebab, ia melihat kesamaan antara Demokrat dan PBNU. Salah satu yang paling terlihat adalah pengambilan posisi netral dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan beragama.
"Kami melihat NU selalu menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan umat Islam di Indonesia. Ini tentu dengan ideologi yang jelas dan diterima oleh semuanya berada di tengah secara moderat," ujar AHY.
Sedangkan, Demokrat juga mengambil posisi tengah dalam kancah politik di Indonesia. Sehingga partai berlambang bintang mercy itu dapat merangkul banyak pihak. "Itulah mengapa kami memiliki landasan nasionalisme dan religius, mudah-mudahan kebersamaan seperti ini bisa kami terus rajut, karena tujuan besarnya sama untuk utuhnya NKRI," ujar AHY.
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj menyambut baik silaturahmi oleh Partai Demokrat. Menurutnya, itu menunjukkan budaya yang baik di tengah zama seperti sekarang. "Sebuah bangsa bisa terhormat bermartabat kalau mempunyai budaya mulia, ketika budayanya ambruk hancurlah martabat bangsa. Dan kami terbuka warga NU silakan saja," ujar Said.
Dalam kunjungannya ke kantor PBNU, AHY didampingi oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dan Bendahara Umum Renville Antonio. Selain itu ada Kepala Badan Pembinaan Jaringan Konstituen (BPJK) Zulfikar Hamonangan dam Kepala Departemen Agama dan Sosial Munawar Fuad Noeh.