Sabtu 20 Jun 2020 00:44 WIB

Keterisian Tempat Tidur Pasien Corona di RSPAD Berkurang

Awal virus terjadi RSPAD kewalahan menangani pasien Covid-19

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di RSPAD tinggal 40 persen.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di RSPAD tinggal 40 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Selatan mencatat tingkat okupansi atau keterisian tempat tidur pasien yang terinfeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) terus berkurang. Bahkan saat ini tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19 tinggal 40 persen.

Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Puskesad)  Mayor Jenderal Tugas Ratmono mengungkap awalnya saat virus ini terjadi pada April 2020 lalu, RSPAD kewalahan menangani pasien Covid-19.

Baca Juga

"Masyarakat yang menjadi pasien Covid-19 yang alami gejala berat luar biasa, sampai RSPAD penuh. Bahkan ada pasien yang dirujuk ke kami terpaksa ditolak karena penuh," ujarnya saat konferensi pers virtual di akun youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertema Manfaat Rapid Test Pada Kondisi Saat Ini, Jumat (19/6).

Sebagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 tertinggi, ia menyebutkan pihaknya menerima rujukan pasien Covid-19 dari jejaring RS lainnya. Kemudian, pihaknya menetapkan kebijakan semua yang dicurigai Covid-19 harus menjalani tes cepat (rapid test) dan jika hasilnya reaktif maka selanjutnya menjalani tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR).

Jika kembali positif, ia menyebutkan, orang ini terinfeksi virus dan dirawat di RSPAD. Kendati demikian, ia mengklaim jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSPAD terus alami pengurangan.  Bahkan, pihaknya mencatat tingkat keterisian tempat tidur yang semula 100 persen dan kini tinggal 40 persen.

"Jadi ada penurunan pasien yang dirawat," ujarnya.

Di satu sisi, pihaknya mengajak masyarakat terus melaksanakan protokol kesehatan dengan memakai masker, cuci tangan, menjaga jarak, hingga mengkonsumsi makanan bergizi supaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh (imun).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement