Sabtu 19 Jul 2025 07:00 WIB

Tiga Orang Tewas Desak-desakan di Pesta Rakyat Anak KDM, Bupati Garut Duga Kurang Oksigen

Bupati Garut ungkapkan keprihatinan dan duka mendalam atas insiden tersebut.

Rep: Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Warga berdesak-desakan ingin masuk ke pendopo Pemkab Garut pada acara pesta rakyat pernikahan Maula Akbar Mulyadi anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina, Jumat (18/7/2025). Tiga orang meninggal dunia akibat peristiwa desak-desakan tersebut, dua orang warga dan satu orang polisi.
Foto: Tangkapan Layar
Warga berdesak-desakan ingin masuk ke pendopo Pemkab Garut pada acara pesta rakyat pernikahan Maula Akbar Mulyadi anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina, Jumat (18/7/2025). Tiga orang meninggal dunia akibat peristiwa desak-desakan tersebut, dua orang warga dan satu orang polisi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengungkapkan pesta rakyat pernikahan Maula Akbar Mulyadi anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina ditunda sementara pascainsiden tiga orang warga meninggal dunia usai berdesak-desakan di acara tersebut, Jumat (18/7/2025).

Ia menduga penyebab tiga orang meninggal dunia dan 26 orang menjadi korban akibat kekurangan oksigen. "Untuk rangkaian (pesta rakyat, makan gratis) kami tadi bersama-sama, memutuskan bahwa kegiatan lanjutan itu ditunda atau ditiadakan," ucap dia bersama Kapolres Garut, Jumat (18/7/2025).

Baca Juga

Syakur Amin mengatakan Pemkab Garut turut berduka cita atas insiden yang terjadi membuat tiga orang meninggal dunia, anak-anak dan lansia. Salah satunya anggota polisi Bripka Cecep meninggal dunia usai menjaga dan melindungi masyarakat yang datang ke lokasi acara.

"Jadi kami sampaikan keprihatinan dan belasungkawa sedalam-dalamnya," ucap dia, Jumat (18/7/2025).

Ia menyebut total korban yang pingsan akibat berdesak-desakan di acara pesta rakyat pernikahan anak Dedi Mulyadi dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina mencapai 26 orang. Tiga diantaranya meninggal dunia.

"Ada 26 orang yang menjadi korban, dan dari 26 itu ada 3 yang wafat di tempat, dan sisanya itu ada yang sudah pulang ke rumah masing-masing, ada yang dirawat," kata dia.

Ia menyebut semua biaya perawatan para korban dicover oleh pemerintah Kabupaten Garut. Ia pun tidak akan menetapkan insiden sebagai kejadian luar biasa.

"Informasi kami terima itu karena kekurangan oksigen karena berdesak-desakan, ada anak kecil juga ibu-ibu yang umurnya 61 tahun. Kalau yang petugas (polisi) tadi, berjaga di depan, terdorong dan jatuh, sampai kemudian terinjak-injak," kata dia.

Ia menyebut insiden terjadi karena antusias masyarakat yang datang ke acara pesta rakyat. Mereka bersama sama datang di luar dugaan mencapai ribuan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement