Jumat 19 Jun 2020 17:00 WIB

 dr Reisa: Dexamethason Bukan Vaksin Covid

Peredaran dexamethason inipun akan terus dipantau oleh Badan POM.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro berpose di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Ahad (14/6/2020).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro berpose di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Ahad (14/6/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, obat dexamethason yang disebut-sebut dapat mengobati pasien positif covid-19 bukanlah merupakan vaksin virus ini. Dexamethason, kata Reisa, tak memiliki khasiat yang berfungsi untuk mencegah virus corona.

“Ini penting, obat ini tidak memiliki khasiat pencegahan. Ini bukan penangkal covid-19, ini bukan vaksin, ini merupakan kombinasi obat-obatan,” ujar Reisa saat konferensi pers, Jumat (19/6).

Lanjutnya, WHO pun hingga kini juga belum menentukan obat atau regimen data kombinasi pengobatan yang tetap untuk perawatan pasien covid. Dia menjelaskan, dexamethason ini merupakan obat golongan kortikosteroid. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi peradangan dan menurunkan sistem kekebalan tubuh.

Pemakaian obat-obat steroid untuk covid-19 ini hanya diperbolehkan dalam pengawasan para ahli dan juga dokter. Selain itu, penggunaannya juga dilakukan di sarana dengan fasilitas yang memadai sehingga jika timbul efek samping dapat segera ditangani. Peredaran dexamethason inipun akan terus dipantau oleh Badan POM.

Karena itu, Reisa mengingatkan agar masyarakat yang terinfeksi covid tak mengobati diri sendiri dengan mengkonsumsi dexamethason. Ia meminta agar masyarakat mengikuti petunjuk dari dokter terkait penggunaannya.  

“Ikuti selalu petunjuk dari dokter. Tidak boleh mengobati diri sendiri, hindari penggunaan antibiotik dengan tidak tepat juga karena dapat menyebabkan resistensi terhadap jenis antibiotik yang dikonsumsi tesebut,” kata Reisa.

Dia menambahkan, pencegahan covid yang terbaik saat ini yakni dengan terus disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement