REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memastikan 17 pegawainya negatif Covid-19 setelah sempat reaktif dalam hasil rapid test. Ketua BPK Agung Firman Sampurna menegaskan, BPK terus menjalankan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan kerja demi menekan penyebaran Covid-19.
Agung memaparkan, dari rapid test terhadap 858 pegawai BPK, sebanyak 841 pegawai mendapatkan hasil nonreaktif sementara 17 pegawai reaktif. "Untuk 17 pelaksana yang hasil rapid test-nya reaktif tersebut, langsung dilakukan swab test sebagai bagian dari tes PCR. Hasilnya, seluruh dari 17 pelaksana BPK tersebut negatif," kata Agung dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/6).
Agung menjelaskan, pada Kamis (18/6) BPK bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) melaksanakan rapid test kepada pegawai BPK. Dia mengatakan, rapid test adalah metode screening awal untuk mendeteksi antibodi yang diproduksi tubuh apabila ada paparan virus korona.
"Dengan kata lain, ini adalah metode deteksi tidak langsung dengan asumsi bila antibodi meningkat ada dugaan tubuh orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki virus korona," kata Agung.
Namun, Agung menekankan, keakuratan rapid test masih perlu diverifikasi kembali dengan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Agung mengatakan, pemeriksaan rapid test di lingkungan BPK merupakan langkah preventif dan antisipasi risiko masuknya Covid-19 di lingkungan BPK. Hal ini termasuk untuk mendukung upaya BPK yang sedang menjalani fase new norma dalam bekerja.
Agung mengaku BPK merupakan lembaga publik yang paling awal menerapkan prosedur work from home (WFH) dan berhasil mengendalikan penularan Covid-19 di lingkungan kerja. "Kami berharap kesiapan BPK menghadapi tatanan normal baru bisa diikuti oleh berbagai kementerian/lembaga lainnya," kata Agung.