REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pembangunan Alun-Alun Kota Bogor senilai Rp 15 miliar yang bersumber dari bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) ditunda. Biaya pembangunan tersebut harus direalokasi dan direfokusing anggaran untuk penanganaan Covid-19.
"Awalnya tetap berjalan pengerjaan alun-alun ini, tapi ternyata juga ikut ditunda," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Alun-Alun Kota Bogor Febby Dermawan saat dihubungi, Rabu (17/6).
Febby menjelaskan, proyek pembangunan alun-alun menjadi satu-satunya proyek yang disetujui Pemprov Jabar untuk dilanjutkan pengerjaannya. Namun, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, memaksa Pemprov Jabar juga menunda pembiayaannya.
Selain alun-alun, telah terdapat sejumlah proyek pembangunan dari bantuan Pemprov Jabar yang lebih dulu ditunda. Di antaranya pelebaran jembatan di Jalan Otto Iskandardinata (Otista) senilai Rp 40 miliar, penataan kawasan Suryakencana (Surken) senilai Rp 30 miliar, dan revitalisasi kawasan Situ Gede Rp 5 miliar. Padahal, pengerjaan proyek-proyek tersebut harusnya mulai dikerjakan tahun ini.
Febby menerangkan, proyek pembangunan Alun-Alun Kota Bogor di lahan bekas Taman Topi itu telah memasuki tahap lelang kontruksi. Namun akibat pembiayaan yang ditunda, proses lelang juga harus dihentikan.
"Gak jadi proses lelangnya, dihentikan alias tidak dilanjutkan ke tahap selanjutnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Febby menguraikan, usai disetujui Pemprov Jabar, pihaknya telah membentuk tim pengawas untuk mengawal proses lelang. Namun, lantaran pengerjaan fisik ditunda, tim pengawas juga harus dibubarkan.
"Konsultan pengawas sudah ada, tapi karena lelang fisiknya dibatalkan otomatis konsultan pengawas juga tidak bisa dilakukan," jelas dia.
Meskipun demikian, Feby menjelaskan, pihaknya akan kembali mengusulkan anggaran ke Pemprov Jabar pada tahun 2021. Dia menuturkan, akan kembali menysusn proposal dan kembali melengkapi berkas pengajuan.