REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Penutupan Pasar Karangayu, Kota Semarang, Jawa Tengah, selama tiga hari menjadi momentum yang tepat bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk melakukan penataan terhadap pasar tradisional tersebut.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menilai langkah wali kota Semarang yang menutup untuk sementara Pasar Karangayu merupakan tindakan tepat, menyusul ditemukannya tiga orang pedagang yang positif terinfeksi Covid-19.
Selama penutupan tersebut, gubernur meminta Pemkot Semarang melalui pengelola pasar untuk melakukan penataan agar fasilitas perekonomian warga tersebut lebih aman dari risiko penyebaran Covid-19.
“Pengelola pasar harus membersihkan lapak-lapak pedagang yang terlihat kumuh dan lapak-lapak yang saling berimpitan harus diatur jaraknya menggunakan pembatas,” ungkapnya, di Semarang.
Penataan jarak, jelasnya, juga harus dilakukan bagi pedagang kaki lima (PKL) di lingkungan luar pasar dengan membuat garis pembatas, agar tidak terjadi penumpukan para pedagang dan pembeli.
Kepada para pedagang, gubernur juga meminta untuk bisa menghormati penataan Pasar Karangayu agar kegiatan ekonomi mereka tetap bisa berjalan dan aman dari potensi penularan pandemi.
“Silahkan dibuat garis-garis untuk mengatur jarak antar pedagang dan bagi mereka (pedagang) yang tidak mau disiplin agar diberikan ketegasan,” tegas orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut.
Kalau di dalam pasar kurang, masih tegas Ganjar, alternatifnya bisa menggunakan ruas jalan yang berada di depan pasar. “Nanti saya akan minta Dinas Perhubungan dan aparat kepolisian bisa membantu mengatur lalu lintasnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemkot Semarang melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) terkait telah menutup sementara Pasar Karangayu, terhitung mulai Ahad (7/6) sore dan akan berlangsung hingga Rabu (11/8).
Terkait penutupan ini, gubernur melakukan sidak di pasar tersebut, untuk memastikan penanganan pasar usai ditutup karena ditemukannya tiga orang pedagang yang positif Covid-19.
Saat gubernur datang, kondisi pasar sudah sepi dan sama sekali tidak ada aktivitas di dalam pasar. Karena pintu utama masuk ke dalam pasar ditutup menggunakan garis kuning bertuliskan larangan masuk.
Di dalam pasar, tidak ada satupun aktivitas jual beli yang dilakukan. Meski begitu, gubernur tetap blusukan ke dalam pasar untuk mengecek berbagai fasilitas yang ada di dalam pasar tersebut.
Gubernur juga sempat mendapati sejumlah lapak di dalam lingkungan pasar yang kumuh, kotor, dan tidak teratur, hingga ia meminta agar momentum penutupan pasar selama tiga hari ini bisa dimanfaatkan oleh stakeholder terkait untuk melakukan penataan pasar.
Sebelumnya, setelah dilakukan tes PCR massal di Pasar Karangayu, diketahui ada tiga pedagang yang positif terinfeksi Covid-19. Tidak hanya Pasar Karangayu saja, Ganjar juga meminta semua pasar yang ada di Jawa Tengah melakukan penataan selama wabah Covid-19 berlangsung.
Sebab, suka atau tidak suka, penataan harus dilakukan dalam rangka menyiapkan penerapan era normal baru. Tidak hanya jaga jarak, kalau perlu Ganjar mengusulkan agar jumlah pengunjung pasar dan waktu operasional pasar dibatasi.
Begitu proses pasar selesai, maka semua tutup dan melakukan pembersihan. Dengan demikian, keterlibatan warga pasar dalam melaksanakan protokol kesehatan dan protokol pencegahan dan masyarakat penting diedukasi terkait dengan implementasi penerapan tatanan baru nanti.
“Ini akan menjadi kebiasaan baru dalam berdagang di pasar tradisional, setidaknya hingga akhir tahun ini semua pasar harus ditata sebagai gerakan persiapan untuk menghadapi penerapan era normal baru,” katanya.
Kepala UPTD Pasar Karangayu, Fajar Joko Purwanto, membenarkan bahwa pasar tersebut ditutup selama tiga hari. Hal itu dikarenakan adanya temuan tiga orang positif Covid-19 setelah dilakukan pemeriksaan.
"Selama tiga hari ini, sesuai perintah Pak Gubernur kami lakukan penataan. Sampah-sampah akan kami bersihkan dan kami juga membuat garis-garis pembatas bagi pedagang agar bisa menerapkan physical distancing,” katanya.
Nantinya setelah pasar kembali dibuka, semua pedagang di pasar akan berjarak minimal satu meter. Apabila di dalam pasar tidak cukup, maka pengelola akan memaksimalkan halaman pasar untuk menampung pedagang.
“Memang di luar Pasar Karangayu ini biasanya digunakan untuk parkir, nanti kami siapkan garis-garis untuk penempatan lapak pedagang. Jika tempat yang tersedia masih kurang, seperti halnya masukan gubernur untuk memaksimalkan jalan depan pasar," jelas dia.