REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah China akan kembali memberikan bantuan berupa peralatan medis yang merupakan bagian dari distribusi gelombang kedua sebagai bentuk dukungan bagi Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19.
Dalam konferensi pers yang digelar secara daring dari Jakarta, Selasa, Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian mengatakan, Pemerintah China akan segera mengirimkan bantuan tahap kedua yang masih belum tersalurkan, termasuk masker, alat pelindung diri, dan kebutuhan lainnya ke Indonesia.
“Berdasarkan kesepakatan yang dicapai pemimpin kedua negara, China bersedia terus secara tegas mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam melawan pandemi Covid-19 dengan sesegera mungkin mengirimkan bantuan tersisa gelombang kedua,” kata dia.
Dia pun mengatakan penyaluran bantuan tersebut akan diteruskan melalui partai politik, pasukan militer, pemerintah daerah, perusahaan dan saluran lainnya untuk memperkuat bantuan kepada Indonesia.
Sebelumnya, pada awal penyebaran pandemi Covid-19, pemerintah kedua negara saling memberikan bantuan berupa barang yang dapat digunakan dalam upaya penanggulangan pandemi, serta memfasilitasi evakuasi warga negara masing-masing. Sebagian bantuan gelombang kedua dari pemerintah China telah disalurkan kepada Indonesia.
Dubes Xiao Qian memperkirakan pasokan peralatan medis yang sudah atau akan segera diberikan kepada Indonesia telah mencapai sekitar 9 juta dolar AS, atau setara dengan sekitar 130 miliar rupiah. Selain bantuan dalam bentuk alat kesehatan, pemerintah China juga mendorong kerja sama antarbadan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesehatan, serta perusahaan dari kedua negara dalam penelitian dan pengembangan vaksin, obat-obatan, teknologi pengujian, serta produksi bersama peralatan medis.
Kerja sama ilmu pengetahuan terkait pandemi COVID-19 sebelumnya telah terjalin saat Komisi Kesehatan Nasional China, pakar medis militer China, dan Pemerintah Provinsi Fujian beberapa kali mengadakan konferensi virtual dengan pihak Indonesia untuk berbagi pengalaman dalam pencegahan dan pengendalian pandemi, serta diagnosis dan pengobatan Covid-19 di Negeri Tirai Bambu tersebu