Kamis 28 May 2020 19:51 WIB

Risma Siapkan New Normal, Surabaya tak Ingin Seperti Wuhan

"Kita berdoa itu (Surabaya seperti Wuhan) tidak terjadi," kata M Fikser.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) .
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) .

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dadang Kurnia

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah menyiapkan konsep menyambut tatanan normal baru atau new normal saat pandemi Covid-19. Konsep yang disiapkan utamanya mengatur aktivitas masyarakat di ruang dan pelayanan publik, seperti di mal dan sekolah.

Baca Juga

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, kata Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser, memiliki konsep besar new normal yang nantinya akan disosialisasikan kepada masyarakat Kota Pahlawan. Meskipun, Fikser enggan membuka secara rinci konsep yang disiapkan.

“Tentu Bu Risma mempunyai konsep besar, tapi beliau membuka ruang konsep itu diujikan bersama asosiasi, LSM, pengamat, untuk terlibat semua. Baru (nanti) konsep itu disampaikan kepada publik warga Kota Surabaya,” ujar Fikser, Kamis (28/5).

Fikser menyatakan, Pemkot Surabaya juga telah mengundang pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mendiskusikan penerapan new normal tersebut. Konsep new normal juga disiapkan untuk sekolah-sekolah.

Konsep yang disiapkan seperti pelajaran kelas yang terus bergantian, peraturan bagaimana standar siswa saat masuk kelas seperti dilakukan penjemputan, melakukan tahapan cuci tangan, dan sebagainya.

“Saat ini Bu Risma sudah siapkan beberapa armada untuk penjemputan anak-anak sekolah,” kata Fikser.

Fikser menegaskan, semua konsep new normal yang disiapkan, masih dalam pembahasan dan belum final. Maka dari itu, kesemua konsep tersebut belum bisa disosialisasikan secara rinci kepada masyarakat.

"Kenapa Bu Risma tidak berbicara ini dulu? Konsep harus dimatangkan sambil beliau khawatir sekali perjuangan teman-teman medis menyembuhkan dan memutuskan mata rantai (Covid-19) di masing-masing rumah sakit,” ujar Fikser.

Berdasarkan data yang ada, per 27 Mei 2020, total sementara pasien positif Covid-19 di Jatim sebanyak 4.112 orang. Dari jumlah itu, Kota Surabaya menyumbang pasien terbanyak, yaitu 2.216 orang. Kemudian diikuti Kabupaten Sidoarjo 565 pasien, dan Gresik 153 pasien.

Terkait Kota Surabaya yang menjadi epicentrum penularan Covid-19 di Jawa Timur (Jatim), Fikser menegaskan, pihaknya tidak ingin Surabaya menjadi seperti Kota Wuhan, di China. Oleh karena, timnya akan bersama-sama mencari solusi agar penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan bisa ditekan.

“Yang pertama, kita berdoa itu tidak terjadi. Kita tahu, semua eleman masyarakat benar-benar bekerja. Pemerintah kota menggandeng semua TNI/ Polri dan dari beberapa ikatan rumah sakit, semua elemen yang bergabung dalam satgas semua bekerja untuk mengendalikan permasalahan ini,” kata Fikser.

Fikser mengatakan, jika ada pihak yang berpendapat Kota Surabaya bisa seperti Wuhan dalam kasus Covid-19, agar menyampaikan secara langsung dan berdiskusi bersama Gugas Tugas Surabaya. Karena, diskusi tersebutlah yang menurutnya bisa membuka jalan dan mencari solusi bersama-sama dalam upaya menekan penyebaran Covid-19.

“Kalau ada yang menyampaikan seperti itu, ada baiknya menyampaikan dan berdiskusi dengan kami, untuk memberi solusi,” ujar Fikser.

Kepala Diskominfo Surabaya itu menjelaskan, tingginya pasien positif Covod-19 di Surabaya disebabkan beberapa hal. Di antaranya, karena gencarnya rapid test dan tes swab-PCR yang dilakukan di Kota Pahlawan.

“Ini dikarenakan masifnya Pemerintah Kota Surabaya melakukan rapid test, beberapa hari ini sekitar 22 ribu sekian (rapid test)” ujar Fikser.

Sebelumnya, Ketua Rumpun Kuratif Gugas Covid-19 Jatim, Joni Wahyuadi, menyebutkan 65 persen angka kasus Covid-19 di Jatim berasal dari Surabaya Raya, yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Gresik. Khusus Surabaya, ia bahkan mewanti-wanti bisa menjadi seperti di Wuhan, China, jika penanganannya tidak dilakukan secara baik.

Atas alasan itulah, Joni meminta agar penanganan Covid-19 di Surabaya Raya, terutama di Kota Surabaya, tidak setengah-setengah. “Ini tidak main-main, kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan,” kata Joni.

photo
Infografis Daftar Daerah yang akan Terapkan New Normal - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement