Jumat 22 May 2020 16:56 WIB

Data Warga Indonesia Ditawarkan Gratis di Forum Internet

Pratama Persada dapat mengakses data penduduk Indonesia secara gratis di darkweb.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
chairman lembaga riset siber Indonesia CISSReC, Pratama Dahlian Persadha.
Foto: Antara
chairman lembaga riset siber Indonesia CISSReC, Pratama Dahlian Persadha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan dari lembaga riset siber Indonesia CISSReC (Communication & Informatian System Security Research Center), menyebutkan, data warga Indonesia ditawarkan secara gratis di forum internet, Raid Forums.

"Bisa diakses kalau kita masuk ke darkweb. Saat dicek di Raid Forums data yang disajikan plain dan bisa di-download member secara gratis," ujar chairman lembaga riset siber Indonesia CISSReC, Pratama Dahlian Persadha, kepada di Jakarta, Jumat (22/5).

Pratama melanjutkan, terakhir kali melakukan pemantauan di Raid Forums, data tersebut telah diunduh oleh sekitar 100 akun. Untuk mengunduh data diperlukan minimal 8 kredit, yang setiap 30 kredit harus dibeli seharga 8 euro melalui PayPal.

Adapun data yang disebar di forum internet mencakup nama, jenis kelamin, alamat, nomor kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK), tempat tanggal lahir, usia, status lajang atau menikah. Data yang disebar pelaku adalah data 2013, setahun sebelum pemilu 2014, sebagian besar data pemilih DIY.

"Data yang disebar tanpa enkripsi sama sekali. Nomor KTP dan KK bersamaan misalnya bisa digunakan untuk mendaftarkan nomor seluler dan juga melakukan pinjaman online bila pelaku mahir melengkapi data," kata Pratama.

Dia menambahkan, bila data ini dikombinasikan dengan data Tokopedia dan Bukalapak yang lebih dulu terekspos, maka akan dihasilkan data yang cukup berbahaya dan bisa dimanfaatkan untuk kejahatan. "Misalnya mengkombinasikan data telepon dari marketplace dengan data KTP dan KK, jelas ini sangat berbahaya,” jelasnya.

Pratama menilai peristiwa ini juga harus menjadi peringatan bagi Ditjen Dukcapil Kemendagri agar bisa mengamankan data kependudukan. "Perlu dipikirkan lebih jauh terkait pengamanan enkripsi pada data penduduk," ujar Pratama.

Sebelumnya, pada Kamis (21/5) peretas mengklaim telah membobol 2,3 juta data warga Indonesia dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Informasi itu datang dari akun @underthebreach yang sebelumnya mengabarkan kebocoran data e-commerce Tokopedia di awal bulan ini.

"Aktor (peretas) membocorkan informasi 2,3 juta warga Indonesia. Data itu termasuk nama, alamat, nomor ID, tanggal lahir, dan lainnya," cuit @underthebreach. Tidak hanya itu, peretas juga mengeklaim akan membocorkan 200 juta data lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement