Rabu 20 May 2020 00:03 WIB

Rencana Amien Rais Mendirikan Partai Baru Tergantung Survei

'Kalau sambutannya hangat-hangat cirit ayam, ya, tidak ada takdirnya,' kata Amien.

Rep: Febryan A/ Red: Ratna Puspita
Tangkapan layar dari video pendiri PAN Amien Rais.
Tangkapan layar dari video pendiri PAN Amien Rais.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior Amien Rais mengatakan, rencananya mendirikan partai politik baru akan melalui sejumlah tahapan. Pada tahapan akhir, ia akan melihat sambutan publik lewat survei.

Amien mengatakan, setelah landasan dan program partai baru itu rampung dibuat maka ia akan melakukan sebuah survei. "Survei yang objektif, bukan dibayar," kata Amien dalam kuliah politik bertemakan 'Tauhid Sosial: Kenapa Kita Harus Berpolitik' yang digelar secara daring pada Selasa (19/5).

Baca Juga

Jika sambutan masyarakat cukup menjanjikan, lanjut dia, maka partai baru itu akan didirikan secara resmi. "Tapi kalau kemudian sambutannya hangat-hangat cirit ayam, ya, sudah berarti dari sana tidak ada takdirnya," kata pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Jika partai baru itu benar berdiri, lanjut Amien, dirinya tak akan menjabat posisi ketua. Ia lebih memilih menjadi salah satu tokoh pemikir dalam keberlangsungan partai tersebut.

Proses pembangunan partai baru itu, kata Amien, akan dilanjutkan kembali setelah wabah Covid-19 di Indonesia mulai mereda. Untuk saat ini, ia ingin fokus terlebih dahulu mengatasi krisis yang ditimbulkan oleh pandemi tersebut.

Keinginan Amien Rais mendirikan partai baru tak terlepas dari kisruh melandada PAN. Terutama usai kembali terpilihnya Zulkifli Hasan alias Zulhas sebagai ketua umum periode 2020-2025.

Kisruh itu makin tampak jelas usai mundurnya putra sulung Amien Rais, Ahmad Hanafi Rais dari partai berlambang matahari itu. Mundurnya Hanafi diyakini bakal mempercepat pembentukan partai baru.

Sebelumnya, salah satu pendiri PAN, Putra Jaya Husein, mengatakan, Amien mendirikan partai baru lantaran PAN sudah 'lari' dari idealisme partai. PAN, kata Putra, dibangun untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa, bukan untuk kepentingan sekelompok orang yang ingin mendapatkan manfaat dari pengelolaan sebuah partai. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement