Senin 18 May 2020 08:46 WIB

Moeldoko: Pemerintah Sulit Atasi Corona tanpa Bantuan Warga

Moeldoko mengapresiasi semua gerakan masyarakat untuk terlibat aktif hadapi Corona.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut pemerintah akan kesulitan menghadapi pandemi Covid-19 tanpa keterlibatan masyarakat secara aktif sesuai dengan kapasitas mereka masing-masing.

Oleh karena itu, ia mengapresiasi semua gerakan inisiatif masyarakat yang bertujuan untuk mengedukasi dan mengajak warga terlibat secara aktif dalam upaya melawan Covid-19.

Baca Juga

“Tanpa keterlibatan masyarakat, pemerintah akan kesulitan menghadapi pandemi seperti saat ini,” kata Kepala Staf Presiden Moeldoko dalam keterangannya di Jakarta, Senin (18/5).

Ia salah satunya mengapresiasi para pegiat literasi di berbagai daerah yang menyambut baik saat diajak dalam gerakan 10 Rumah Aman.

“Alhamdulillah program 10 Rumah Aman saat ini sudah ada di beberapa kota dan tersebar di seluruh nusantara. Masing-masing menyesuaikan dengan kapasitasnya masing-masing,” katanya.

Program 10 Rumah Aman diinisiasi Kantor Staf Presiden dan saat ini terus berkembang di berbagai daerah. Di Madiun, Jawa Timur, misalnya dimotori oleh Tatok Raya, warga RT 42/RW13, Kelurahan Taman, Madiun, yang rutin membagikan sembako secara gratis kepada masyarakat terdampak Covid-19.

Sementara Rumah Makan Gratis (RMG) Madiun membagikan makanan matang kepada sesamanya yang diharapkan mampu mengurangi tekanan sosial ekonomi masyarakat terdampak pandemi Covid-19. “Kami memang hanya membatasi untuk lingkungan warga sekitar saja. Bukan untuk warga di luar wilayah kami,” kata Tatok Raya.

Hal ini dimaksudkan untuk menginspirasi warga lainnya melakukan hal yang sama agar masing-masing wilayah tumbuh rasa saling peduli.

Warga dipersilakan untuk mengambil sembako sendiri sesuai kebutuhan. Selain beras, kebutuhan mie instan, telor, minyak goreng, dan gula disediakan oleh Tatok Raya di teras rumahnya setiap hari.

“Kami sengaja mengajarkan kejujuran. Dalam sehari ada 7 hingga 8 orang yang datang,” ujar Tatok.

Selain aktivitas sosial, RT 42/RW 13 Taman juga menjalankan protokol kesehatan di lingkungan yang terdiri dari 20 rumah itu. Penerapan protokol kesehatan dimulai sejak 3 pekan lalu mulai dari pengukuran suhu tubuh masyarakat tiap 2 hari sekali. Selain itu, ada juga penyemprotan disinfektan yang dilakukan 2 kali seminggu.

“Kami tetap memiliki komitmen untuk membuat lingkungan sekitar tetap zona hijau Covid-19. Semua anjuran dalam protokol kesehatan dijalankan oleh warga. Semuanya sudah mengerti posisi dan tugas masing-masing,” ujar Tatok.

Selain di Taman, aktivitas sosial dijalankan RMG Madiun di Jalan Mundu Nomor 4, Kota Madiun, Jawa Timur. Pada hari biasa, tempat ini hanya beroperasi pada Senin dan Kamis dan selalu ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai kalangan mulai tukang becak, ojek online, pelajar, mahasiswa, juga karyawan pabrik.

“Pembagian makanan gratis sebenarnya menjadi program reguler RMG Madiun. Dengan adanya Covid-19 ini, fungsi RMG Madiun semakin dioptimalkan. Jadi kalau ada saudara kami yang terdampak COVID-19, kami siapkan nasi plus lauk pauk setiap harinya. Jadi, silakan mampir,” ungkap Koordinator Lapangan RMG Madiun Ardiyan Agung Nugroho.

Selama Ramadhan, RMG Madiun membagikan paket nasi sebanyak 300 hingga 350 bungkus perhari. Makanan tersebut biasanya untuk menu berbuka puasa oleh masyarakat.

“Jumlah menu yang disiapkan sejauh ini cukup mengakomodir kebutuhan. Itu adalah hasil donasi dari rekan-rekan di Madiun dan patungan,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement