REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah pusat dan daerah berkoordinasi terkait penetapan pelonggaran atau relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bamsoet mengatakan hal itu agar tidak terjadi kebingungan di masyarakat.
"Hal itu karena adanya kemungkinan relaksasi PSBB, apabila laju penambahan orang yang terinfeksi Covid-19 semakin melambat setiap harinya," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (13/5).
Bamsoet menilai perlu kesepakatan dan komitmen bersama antara pemerintah pusat dan pemda dalam memutuskan pelonggaran PSBB. Bamsoet meminta agar pemerintah pusat dan daerah dalam menetapkan peraturan atau kebijakan terkait Covid-19 tidak saling tumpang tindih dan membingungkan masyarakat.
"Selain itu, memfokuskan peraturan atau kebijakan yang ditetapkan untuk penanganan dan pencegahan Covid-19," ujarnya.
Dia juga meminta pemerintah agar terus memantau dan memiliki data laju kurva penambahan kasus harian Covid-19 di setiap daerah, dan memastikan apabila sepakat untuk melakukan relaksasi PSBB tidak berpotensi memperluas penyebaran virus di lingkungan masyarakat. Politisi Partai Golkar itu juga meminta pemerintah bersama aparat tetap mengawasi masyarakat untuk mematuhi aturan PSBB yang berlaku di setiap daerah masing-masing.
"Pemerintah dan aparat juga perlu melihat tingkat kepatuhan masyarakat dalam memahami dan melaksanakan protokol kesehatan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk melonggarkan PSBB," katanya pula.
Seperti diberitakan sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan ada penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 689 orang dalam 24 jam terakhir. Sehingga, sampai Rabu (13/5) pukul 12.00 WIB, ada total 15.438 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
Berdasarkan data, penambahan 689 kasus baru dalam sehari merupakan yang terbanyak sejak pemerintah mengumumkan adanya pasien positif Covid-19 di Indonesia.n Meski jumlah kasus baru melonjak, namun jumlah pasien sembuh juga meningkat sebanyak 224 orang, sehingga total keseluruhan pasien sembuh sebanyak 3.287 orang. Sementara jumlah meninggal bertambah 21 orang sehingga jumlah pasien meninggal karena Covid-19 sebanyak 1.028 orang.
"Konfirmasi positif yang kita dapatkan hari ini bertambah 689 orang sehingga totalnya menjadi 15 438 orang," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (13/5).
Yurianto mengungkap jumlah kabupaten/kota yang sudah melaporkan kasus positif Covid-19 juga bertambah tiga daerah sehingga total 379 kabupaten/kota di seluruh provinsi. Ia menerangkan, hasil itu didapat setelah dilakuan pemeriksaan sebanyak 169.195 spesimen dari 123.572 pasien baik menggunakan Real Time PCR maupun dengan pemeriksaan tes cepat molekuler.
Untuk akumulasi orang dalam pemantauan (ODP) yang didapat dari kasus positif sejak awal berjumlah 256.299 orang. Yurianto menjelaskan, sebagian besar dari jumlah ODP sudah selesai dilakukan pemantauan. Sementara untuk pasien dalam pengawasan (PDP) secara akumulatif sejak awal hingga sekarang berjumlah adalah 33.042 orang yang sebagian di antaranya sedang menunggu pemeriksaan laboratorium.