Selasa 12 May 2020 14:07 WIB

BNPB Klaim PSBB Relatif Berhasil

Pertumbuhan positif Covid-19 di Makasar turun dari 70 menjadi 29 persen.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Agus raharjo
Petugas gabungan memasang plang pemberitahuan pemeriksaan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jalan Laks. Laut RE Martadinata, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/5/2020)
Foto: ANTARA/Muhamad Ibnu Chazar
Petugas gabungan memasang plang pemberitahuan pemeriksaan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jalan Laks. Laut RE Martadinata, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/5/2020)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeklaim penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah berhasil. PSBB dinilai bisa menekan angka pertumbuhan penularan Covid-19.

"Tentang efektivitas PSBB, secara umum PSBB ini berhasil, kemarin kami sudah rapat dengan beberapa gubernur," Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Dody Ruswandi saat rapat bersama Komisi VIII DPR RI, Selasa (12/5).

Dody mencontohkan Kota Makassar. Selama 14 hari PSBB, pertumbuhan positif Covid-19 yang tadinya 70% sekarang turun menjadi 29%. Adapun tingkat kesembuhannya dari 16% menjadi 86%. Angka kematian juga menurun dari 8% menjadi 4%.

Sementara itu di Tangerang Selatan, lanjut Dody, efektivitas PSBB juga mencapai 70% efektivitasnya. Ia juga mengklaim di DKI Jakarta cenderung menurun, karena sebagian berangsur pulang ke daerah. Penurunan, kata dia, juga terjadi di Bogor.

Khusus Jabodetabek, Dody menyebut, pihaknya masih menyiapkan data angka terkait implementasi PSBB itu. Namun, ia memastikan, ditutupnya arus transportassi ke Jakarta memiliki andil besar dalam efektivitas menekan angka penularan Covid-19 ini.

"Karena meningkatnya kasus berhubungan dengan arus transportasi," kata dia. Ia menambahkan, Ketua Gugus Tugas telah memberikan kewenangan kepada para bupati, wali kota di Jabodetabek agar jangan sungkan melakukan tindakan tegas kalau ada pabrik atau tempat umum yang masih buka tanpa melakukan social distancing.

Gugus Tugas juga menyampaikan surat ke Menteri Perindustrian Agus Gumiwang agar kawasan pabrik mengadakan mesin PCR sendiri sehingga tidak menjadi klaster baru. "Ini masih berproses, pekan kedua kita akan evaluasi lagi," ujar Dody.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement