Ahad 10 May 2020 22:55 WIB

Beda Sepak Bola Indonesia dan Polandia Menurut Egy

Pemain Lechia Gdansk Egy Maulana Vikri bercerita soal atmonsfer sepak bola.

Egy Maulana Vikri
Foto: IG @egymaulanavikri
Egy Maulana Vikri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain Lechia Gdansk asal Indonesia, Egy Maulana Vikri, bercerita soal atmonsfer sepak bola di Indonesia. Menurutnya, atmosfer sepak bola Tanah Air yang lebih mengerikan dibanding di Polandia.

"Kalau dibandingkan dengan Indonesia, lebih ngeri di Indonesia, orang-orang lebih gila bola. Menurut saya Indonesia atmonsfernya lebih tinggi," ujar Egy saat melakukan telewicara bersama Menpora Zainudin Amali di Instagram, Ahad (10/5)

Baca Juga

Ia membandingkan orang-orang di Indonesia sangat gila bola dan para pendukung rela menjual apapun demi datang ke stadion memberikan semangat untuk klub kesayangannya.

photo
Pesepakbola Indonesia Egy Maulana Vikri melakukan selebrasi usai membobol gawang timnas Brunei Darussalam pada pertandingan Grup B Sea Games 2019 di Stadion Sepak Bola Binan, Laguna, Filipina, Selasa (3/12). - (Republika/Putra M. Akbar)

Sementara di Polandia, meski mereka juga sangat menggemari sepak bola akan tetapi ada olahraga lain yang lebih populer. Dia menyebut salah satu olahraga itu yakni ski.

"Di Polandia lebih ke ski, tapi atmosfer tetap tinggi, setiap pertandingan banyak penonton apalagi derbi," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Sobatpora, kali ini Menpora Zainudin Amali bincang - bincang dengan kebanggaan kita semua @egymaulanavikri . Buat kamu yang penasaran gimana kondisi Egy, perkembangan karier, serta suasana puasa disana, langsung nonton video ini ya. #Kemenpora #pemudamajuolahragajaya #BSBMenpora

A post shared by Kemenpora RI (@kemenpora) on

Egy sendiri kini tinggal menyisakan satu dari tiga tahun kontraknya bersama Lechia Gdansk. Ia kesulitan untuk masuk skuat utama. Berdasarkan catatan Soccerway, ia baru tampil di tiga laga dan membukukan 56 menit.

Dari sisa kontraknya, ia mengatakan akan terus berjuang untuk bisa mendapatkan menit bermain. Apalagi di Eropa antar pemain saling bersaing untuk mendapatkan tempat di tim utama bahkan di 18 orang susunan pemain.

"Untuk masuk 18 pemain itu sangat susah. Jadi, saya akan terus berusaha agar bisa mendapatkan kesempatan bermain," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement