REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Badan Intelijen Negara (BIN) menggunakan alat canggih berupa "helm thermal KC wearable" untuk mengukur suhu tubuh seseorangsaat menggelar rapid test di Stasiun MRT Blok M, Jakarta, Jumat.
Kepala Poliklinik BIN, Dokter Sri Wulandari, mengatakan jika helm tersebut sangat membantu petugas dalam mengecek suhu tubuh peserta yang akan mengikuti rapid test sehingga petugas tidak perlu lagi kontak fisik dengan peserta.
Selain itu, "helm thermal KC wearable" juga tersambung ke monitor yang bisa melihat langsung suhu tubuh. Apabila suhu di atas 36 derajat, maka pada tampilan monitor tubuh orang tersebut akan terlihat sangat merah.
"Alat ini bisa mengecek suhu hingga sepuluh meter jaraknya, jadi tidak perlu lagi memakai termometer tembak," kata Dokter Sri Wulandari, di StasiunMRT Blok M, Jakarta, Jumat (8/5).
Dia menjelaskan, ketika suhu tubuh seseorang di atas normal, maka orang tersebut bakal menjalani tes dengan metode molekuler atau PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mengetahui positif atau tidaknya seseorang terhadap Covid-19.
"Kalau positif, akan diisolasi dan kami koordinasikan dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan dibawa ke Wisma Atlet," tuturnya.
Dalam kegiatan ini, BIN menyediakan 500 rapid test kit untuk warga yang ada di Stasiun MRT Blok M, Jakarta Selatan.
Lembaga yang dipimpin Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan ini akan terus melakukan rapid test di daerah-daerah yang masuk dalam zona merah.
Sebelumnya, BIN juga telah menggelar rapid test massal bersamaan dengan peluncuran Mobile Laboratory di depan Stasiun Sudirman dan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
"Kegiatan ini digelar di zona merah Covid-19 untuk mendeteksi apakah ada yang positif. Tujuannya untuk memutus rantai Covid-19,” ujar Sri.