REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, fokus pembangunan 2021 diarahkan pada percepatan pemulihan ketahanan ekonomi dan kehidupan masyarakat setelah wabah Covid-19. Menurutnya, pandemi Covod-19 di Jawa Timur memerlukan perhatian yang cukup serius.
Pandemi ini menimbulkan korban jiwa serta kerugian material dan telah berdampak pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan difokuskan pada pemulihan industri, pariwisata, investasi, kesehatan dan infrastruktur di Jawa Timur. Dia mengatakan sektor pertama yang paling terkena imbas adalah sektor jasa seperti pariwisata.
"Imbas lain Covid-19 terhadap perekonomian antara lain adalah penurunan kinerja ekspor, penurunan kinerja pertumbuhan ekonomi, terutama pada sektor-sektor terdampak seperti akomodasi, transportasi, retail, dan manufaktur, serta penurunan aliran modal,” kata Khofifah, saat menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jatim Tahun 2021, Senin (27/4).
Melihat dampak-dampak tersebut, kata Khofifah, Pemprov Jatim berupaya mengeluarkan beberapa kebijakan sosial ekonomi. Di antaranya adalah mengamankan kelancaran pemasaran dan distribusi produk pertanian. Selanjutnya, restrukturisasi kredit bagi pelaku ekonomi terdampak, padat karya tunai, cash for work untuk pelaku ekonomi kecil terdampak, dan jaring pengaman sosial.
Selain itu, APBD Jatim juga telah direalokasi dan di-refocusing untuk penanganan dampak Covid-19, melalui efisiensi Belanja Daerah yang bersumber dari PAD, DBHCHT, DAK Bidang Kesehatan dan Dana Insentif Daerah. Sebagian dari realokasi anggaran tersebut akan turut diimplementasikan melalui penyaluran ke kabupaten/kota se-Jawa Timur.
“Upaya refocusing dan realokasi ini kami harapkan diikuti oleh seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur,” ujar Khofifah.
Prioritas Pembangunan Provinsi Jawa Timur Tahun 2021 terbagi dalam beberapa prioritas. Pertama yakni pembangunan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan nilai tambah ekonomi dan pariwisata. Kedua, penguatan konektivitas antar wilayah dalam upaya pemerataan hasil pembangunan serta peningkatan layanan infrastruktur.
Ketiga, lanjut Khofifah, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, produktivitas dan daya saing ketenagakerjaan, perluasan kesempatan kerja, serta pengentasan kemiskinan dengan penggunaan Teknologi Informasi dan Pemanfaatan Artificial Intelegence (AI). Keempat, meningkatkan kepedulian sosial dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal.
Kelima, yaitu peningkatan ketahanan pangan, dan pengelolaan energi baru terbarukan. Keenam, peningkatan ketahanan bencana dan lingkungan hidup melalui pengarusutamaan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan Iklim. Serta prioritas ketujuh yakni peningkatan ketentraman, ketertiban umum, dan peningkatan kualitas pelayanan publik bagi Masyarakat di Jawa Timur.