Senin 27 Apr 2020 12:03 WIB
Corona

MK dan Perpu Stabilitas Sistem Keuangan Di Tengah Corona

soal stabultasi keungan di tengah pandemi Corona

Karyawan Bank Indonesia menurunkan kardus yang berisi bantuan kepada Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Kota Gorontalo, Grorontalo, Jumat (17/4/2020). Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) menyerahkan bantuan 1.000 paket kebutuhan pokok bagi masyarakat, 942 buah masker dan hand sanitizer bagi Brimob, 3.350 masker bedah, 200 masker N95, 3.350 sarung tangan kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan, penyemprotan disinfektan di 10 titik, wadah cuci tangan kepada Dompet Dhuafa dan satu unit mobil kepada Dinas Pangan untuk penanganan dan pencegahan COVID-19.
Foto:

Taktik merangkak dan cenderung manipulatif dipakai mengubah mata uang silver ke gold, telah berhasil. Langkah berikutnya adalah merealisasikan pendirian Bank Sentral. Jacob Schiff, yang merupakan head of  Wall Street Investmen Bank of  Koen, Lob and Co,  ditugasi mengawali kampanye ini.

Schiff memulai kampanye dengan menyalahkan pemerintah. Schiff menilai di musim gugur tahun 1905 ketika Amerika memerlukan uang, Kementerian Keuangan malah bekerja mensuplai uang. Pada saat yang sama merduksi deposito mereka di bank national.

Dalam penilaiannya tindakan ini sama dengan pemerintah berpartisipasi ke dalam krisis keuangan. Ini dianggap Schiff sebagai sesuatu yang memalukan, karena New York Clearing hose bank mempercepat realisasi kontrak pinjaman secara drastic. Ini mengakibatkan suku bunga melambung tinggi.

Berdasarkan penilaian itu, Schiff mendesak  apa yang disebut dengan “elastic currency” untuk Amerika sebagai hal mendesak diwujudkan.  Dalam kerangka itu Schiff mendesak New York Chamber Committee harus segera mematangkan rencana komprehensif untuk merealisasikan sistem perbankan modern yang dapat menyediakan “elastic currency.”

Persis sebuah pekerjaan terpola dan teroganisir, gagasan Schiff segera disambut Paul Moritz Warburg, koleganya. Warburg menaikan agitasi agar Amerika segera merealisasikan gagasan pendirian bank sentral. Dalam konteks ini Warburg berpendapat Bank Sentral Jerman tepat dijadikan model bank sentral Amerika.

Tidak lebih dari sebulan setelah itu, New York Chamber of Commerce memberikan laporannya. Tindakan ini ditanggapi sinis oleh sebagian reformis bank, sehingga mereka mengesampingkannya. Tetapi Frank Fanderlip yang berkibar dengan  bendera Rockeffeller di National City Bank of New York-nya, merespon keadaan itu.

Keadaan tersebut dilaporkan kepada James Stilman, bosnya. Kepada Bosnya dilaporkan lima orang komisi khusus pada New York Chamber of Commerce akan kembali dengan rencana baru untuk reformasi currency.

Kepada Stilman, Fanderliph mengusulkan lima orang untuk menangani tugas tersebut. Mereka adalah Jacob Chiff, J.P Morgan, George Backer dari First National Bank of Newa York, Lyman Gage (mantan menteri keuangan), telah menjadi presiden U.S Trust Company milik Rockefeller.

Praktis Komisi reformasi ini berisi dua orang mewakili  Rockefeller (Vandreliph dan Gage), dan dua orang J.P Morgan (Morgan and Backer), dan satu orang dari Kuhn, Loeb and Co. Cukup rumit memang  permainan ini. 

Tensi permainan pun segera dinaikan. Menariknya saat dinaikkan, Amerika telah dilanda krisis keuangan. Apakah krisis ini menjadi bagian dari usaha mereka mempercepat rencana pembentukan bank sentral? Kenyataan-kenyataan yang muncul ditengah krisis itu membenarkannya.

Pesan eksplisit itu didemonstrasikan Paul Warburg, dalam dua artikel agitatifnya. Pertama, Defect and Need of Our Banking System.” Dan Kedua, Plan for a Modified Sentral Bank. Gagasan inti dua artikel ini adalah bank sentral harus memainkan fungsi pengetatan syarat penggunaan asset bank dalam memperluas deposito. Menurutnya Bank sentral harus bergerak cepat meminta bank menerima paper atau bentuk  lainnya, dan memastikan pasar menerimanya.

Gagasan ini segera bekerja ditengah krisis itu. Karena bank-bank utama di Chigago terdepresi, maka pemerintah meresponnya dengan membolehkan mereka menunda pembayaran. Disisi lain mereka diperbolehkan melanjutkan operasi dengan memenuhi kewajiban timbal-balik dalam menebus bank note dan deposito secara cash atau dikonversi ke dalam mas.

Warburg terus meningkatkan kampanye pendirian bank sentral. Dalam pidatonya pada New York Chamber of Commerce tanggal 23 Maret 1907 itu, Warburg menyatakan bahwa struktur bank sentral yang ia sukai adalah struktur German Reicsbank.

Tetapi soal ini disampaikan secara hati-hati. Ini disebabkan Warburg tahu hasil  pooling Banking Law Journal. Pooling ini menunjukan 60% para bankir non Wall street menolak bank sentral dikontrol oleh kelompok Wall Street atau dimonopoli beberapa kelompok kepentingan.

Hasil pooling ini mengakibatkan Warburg harus mengubah semantiknya dengan mengatakan bahwa New Reserve Bank tidak akan berfungsi sebagai bank sentral. Warburg menambahkan bahwa bank ini diselenggarakan oleh satu dewan yang dipilih oleh pemerintah, pedagang dan para bankir, dengan mendominasi dewan itu. 

Warburg menambahkan Reserve Bank akan menggubah kelemahan sistem yang selama ini hanya mengakui satu nama paper kredit komersial. Sistem itu akan diganti dengan sistem Eropa. Dalam sistem ini disediakan jaminan dan subsidi terhadap pasar dengan dua jenis comersial paper endorse oleh exeptance bank. Dengan kata lain Reserve Bank of Amerika akan mengoreksi, dalam makna melengkapi kelemahan modern bill of exchange.

Pikiran-pikiran Warburg, seperti biasa dalam kerja tersistem atau terorganisir, dibukukan dan didistribusikan oleh Merchant Asossiation of  New York. Memasuki tahun 1910 sejumlah penelitian juga dipublikasi oleh  NMC. Usaha yang sama juga dilakukan oleh AAPSS.

Mereka menyediakan satu volume khusus yang diberi judul Banking Problem dengan kata pengantar A. Piatt Andrew dari Harvard dan NMC. Dan satu artikel lain yang ditulis dua fetetan reformasi bank. Keduanya adalah Joseph Frence Jonhson, Horace White, dan Fred A. Kent dari Rockeffeler National City Bank.

Masih terdapat serangkaian maneuver, tetapi kelak berakhir dengan lahirnya satu  bill tentang The Federal Reserve. Bill ini disiapkan oleh tim khusus kelompok ini di Jackyl Island. Nelson Aldrich, senator republican yang telah terkoneksi dengan Rockeffeler ada di dalamnya.

Tetapi bukan Nelson yang mengajukan bill itu ke senat, melainkan Theoddore Burton dari republik. Ketika diajukan ke senat, bill ini dikenal dengan Aldrich plan. Dalam kenyataanya plan ini memperoleh tantangan sangat keras dari William Jennings Bryan, Senator Demokrat. Menariknya muncul satu keadaan yang menguntungkan para reformis. Apa keadaan itu?

H. Parker Wills diangkat  menjadi asisten Carter Glass, senator democrat darin Viriginia, yang jadi Ketua the House of Banking and Currency Committee. Disebut beruntung bagi para reformis perbankan, karena H. Parker Wills, selain menjadi dosen bagi dua anak Glass di Washington and Lee University, juga merupakan satu anggota Nation Leage. Nation Leage adalah  sebuah tim non bankir, yang bekerja dibawah kendali Morgan dan kawan-kawan mempropagandakan gagasan sentral banking

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement