REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta tengah menyelesaikan pendataan untuk pekerja maupun pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di kota tersebut yang terdampak pandemi Covid-19. Pendataan sebagai basis data untuk penerapan kebijakan berikutnya, termasuk pemberian bantuan sosial.
“Ada 13 bidang di sektor pariwisata dan 16 subsektor ekonomi kreatif (ekraf). Semua pelaku di seluruh bidang dan subsektor tersebut kami upayakan untuk didata,” kata Kepala Bidang Ekomomi Kreatif dan Atraksi Wisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Edi Sugiharto di Yogyakarta, Sabtu (25/4).
Menurut dia, pendataan tersebut akan difokuskan pada pekerja dan bukan pemilik dari usaha di bidang pariwisata maupun ekonomi kreatif. Karena pekerja dinilai sebagai pihak yang paling rentan terhadap dampak pandemi Covid-19.
“Selain sebagai basis data secara umum, pendataan ini juga merupakan tindak lanjut dari permintaan Pemerintah DIY untuk kebutuhan penyaluran bantuan paket sembako sekitar 3.000 paket,” katanya.
Pendataan yang dilakukan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta lebih difokuskan pada pelaku wisata dan ekonomi kreatif yang tidak tergabung dalam sebuah asosiasi. Karena pendataan pelaku usaha yang tergabung dalam asosiasi dilakukan oleh DIY.
Namun demikian, lanjut dia, proses pendataan tidak mudah karena tidak bisa dilakukan secara langsung dengan datang ke lokasi tetapi lebih banyak dilakukan melalui sambungan telepon dan komunikasi melalui wilayah. “Karena ada protokol pencegahan Covid-19, maka pertemuan langsung dengan pekerja bukan menjadi pilihan utama. Namun, kami berharap pemangku wilayah seperti camat bisa membantu pendataan,” katanya.
Data yang terkumpul diharapkan dapat segera disampaikan ke Pemerintah DIY Untuk kemudian diverifikasi agar tidak terjadi data ganda. Data sudah dilengkapi dengan nama dan alamat lengkap serta nomor induk kependudukan (NIK) untuk mempermudah verifikasi.
“Bantuan sosial akan disampaikan melalui kepolisian, yaitu melalui polsek yang akan menyerahkan bantuan door to door sehingga tidak ada kerumunan massa,” katanya.
Selain bantuan paket sembako, Edi mengatakan, sudah disiapkan sejumlah skenario jangka panjang untuk membantu pelaku di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19 apabila berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. “Saat ini, hampir semua usaha pariwisata dan ekonomi kreatif bisa dikatakan sedang tiarap karena segmen pasarnya tidak ada. Jasa dan barang yang dihasilkan tidak terserap pasar,” katanya.
Namun demikian, lanjut dia, pelaku wisata dan ekonomi kreatif berusaha beradaptasi dengan mencari peluang. Salah satunya melakukan pemasaran secara daring hingga layanan langsung ke konsumen.