Jumat 24 Apr 2020 20:18 WIB

Bio Farma Produksi Reagen untuk Jabar

Produksi reagen Bio Farma terkendala pengiriman bahan baku

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham Tirta
Petugas meneteskan cairan reagen pada alat tes cepat Covid-19.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Petugas meneteskan cairan reagen pada alat tes cepat Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyatakan, PT Bio Farma tengah memproduksi reagen untuk pemeriksaan Covid-19 dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Produksi Bio Farma tersebut diyakini dapat memenuhi kebutuhan alat tes Covid-19 di Jabar.

Emil mengatakan, Bio Farma memiliki kapasitas produksi mencapai 100 ribu tes kit reagen. Jumlah itu masih bisa ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan di Jabar.

“Kapasitas kurang lebih 100 ribu selama dua pekan dan bisa ditingkatkan, sehingga (kit) pengetesan produksinya di Jawa Barat,” kata dia usai mengunjungi PT Bio Farma di Kota Bandung, Jumat (24/4).

Research Coordinator Divisi Riset PT Bio Farma, Dicky mengatakan, kapasitas produksi reagen Bio Farma mencapai 50 ribu test kit per pekan. Namun, bisa ditingkatkan hingga 100 ribu test kit per bila dibutuhkan.

Jumlah tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan tes dengan metode RT-PCR di Jabar. Namun, kata Dicky, proses produksi terkendala kedatangan bahan baku.

Menurutnya, negara-negara di dunia tengah saling berebut bahan baku reagen. Meski begitu, pihaknya telah melakukan pemesanan yang diperkirakan akan sampai pekan depan. “Kendalanya hanya kedatangan bahan baku, dan itu sudah kita pesankan. Masalah bahan baku itu sebenarnya tidak hanya di kita, jadi seluruh dunia memang sekarang sedang berebut bahan bakunya,” kata dia.

Dicky menjelaskan, bahan baku yang akan sampai pekan depan akan dialokasikan untuk produksi 100 ribu test kit reagen. Nantinya, kit RT PCR tersebut akan disebarkan ke seluruh Indonesia paling cepat pada pertengahan Mei 2020.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan Jabar, kata Dicky, PT Bio Farma telah menyiapkan produksi selanjutnya yang akan diprioritaskan untuk Jabar dan nasional. "Diprioritaskan untuk Jabar sekian puluh ribu, kalau masih kurang bisa kita produksi lagi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement