Rabu 22 Apr 2020 17:27 WIB

Kasus Positif Covid-19 di Banyumas Tambah 8 Orang

Gugus Tugas Covid 19 Kabupaten Banyumas mewaspadai 2 klaster penyebaran.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dinyatakan positif Covid-19 di Kabupaten Banyumas, bertambah 8 orang.Dokter gigi menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat memeriksa pasien di salah satu klinik gigi. ilustrasi
Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA
Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dinyatakan positif Covid-19 di Kabupaten Banyumas, bertambah 8 orang.Dokter gigi menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat memeriksa pasien di salah satu klinik gigi. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dinyatakan positif Covid-19 di Kabupaten Banyumas, bertambah cukup banyak. Bupati Banyumas Achmad Husein, menyebutkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium atas hasil swab pasien, ada tambahan sebanyak 8 pasien yang dinyatakan positif.

''Dengan tambahan 8 PDP yang dipastikan positif Covid-19 ini, berarti seluruhnya ada 21 PDP yang di Banyumas yang positif Covid-19. Sebelumnya tambahan ini, sudah ada 13 PDP yang positif Covid-19,'' kata dia, Rabu (22/4).

Baca Juga

Dia menyebutkan,  banyaknya tambahan pasien positif yang diterima Pemkab, karena hasil pemeriksaan laboratorium yang diterima merupakan akumulasi hasil pemeriksaan swab PDP yang dilakukan sejak 1 April hingga 21 April. ''Karena itu jumlahnya cukup banyak,'' jelasnya.

Delapan PDP yang positif tersebut, menurut Bupati, terdiri dari dua orang perawat perempuan RSUD Banyumas. Selanjutnya, dua laki-laki warga Kelurahan Kober Purwokerto Barat yang masing-masing berusia 81 dan 14 tahun. Kemudian, seorang perempuan berusia 37 tahun warga Desa Kedungwringin Kecamatan Jatilawang.

Berikutnya, seorang laki-laki usia 23 tahun warga Desa Pekunden, Kecamatan Banyumas, seorang laki-laki berusia 18 tahun warga Kelurahan Purwokerto Lor Kecamatan Purwokerto Timur. Terakhir, seorang laki-laki usia 69 warga Kelurahan Sokanegara, Kecamatan Purwokerto Timur.

Berdasarkan riwayatnya, Bupati Husein menyebutkan, dua orang yang merupakan perawat RSUD memiliki riwayat yang berbeda. Perawat yang berusia 44 tahun asal Desa Kedunggude Kecamatan Banyumas, kemungkinan terpapar di tempat kerja. Sedangkan perawat yang berusia 38 tahun warga Desa Adisana Kecamatan Kebasen, kemungkinan terpapar di Bandung.

Sedangkan dua orang yang warga Kober, merupakan warga yang pergi ke Gowa untuk mengikuti Ijtima Ulama. ''Keduanya tinggal dalam satu rumah dengan empat pasien yang sebelumnya juga diketahui positif,'' jelasnya.

Selanjutnya, seorang perempuan asal Desa Kedungwringin Kecamatan Jatilawang, merupakan ibu yang baru melahirkan. Dia diduga tertular di Jakarta. ''Namun saat ini, kondisi ibu dalam kondisi baik,'' jelasnya.

Untuk yang seorang yang warga Purwokerto Timur, kemungkinan tertular karena baru melakukan perjalanan dari Bandung dan Bali. Yang warga Pekunden diduga tertular di Jakarta, dan pasien positif yang asal Sokanegara diduga tertular karena transmisi lokal.

Dari delapan orang pasien yang positif tersebut, Husein menjelaskan, ada seorang yang perlu mendapat perhatian khusus dari sisi medis. Yakni, pasien warga Kober yang berusia 81 tahun.

''Yang warga Kober perlu mendapat penanganan medis lebih serius, karena usianya sudah tua dan sekarang dalam kondisi stroke,'' jelasnya.

Lebih dari itu, dia juga menyebutkan, kasus positif yang dialami  warga Kelurahan Sokanegara, perlu mendapat perhatian karena dia beru melakukan pertemuan dengan komunitas gereja di Sokanegara. ''Untuk yang Sokanegara ini, perlu dilakukan tracking untuk mengetahui siapa saja yang sudah melakukan kontak dan segera dilakukan rapid test,'' jelasnya.

Mengenai perkembangan kluster yang perlu diwaspadai, Bupati menyatakan, sebelumnya pihak Gugus Tugas Covid 19 Kabupaten Banyumas telah menetapkan ada 17 kluster yang perlu diwaspadai karena dikhawatirkan terjadi penularan melalui transmisi lokal. Namun berdasarkan perkembangan terakhir, hanya tinggal dua kluster yang perlu mendapat perhatian khusus.

''Kedua kluster ini, terdiri kluster Kober yang warganya tertular setelah pulang dari Gowa, dan yang terkait dengan kasus warga positif di Sokanegara,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, kluster Kober ini dikhawatirkan masih bisa berkembang sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Sedangkan untuk kasus warga Sokanegara, juga perlu mendapat perhatian khusus karena baru melakukan pertemuan dengan jemaah gereja.

Bupati menyatakan, sejauh ini pihaknya telah melakukan rapid test terhadap 320 orang yang masuk dalam kategori PDP. Dari hasil rapid test tersebut, sebanyak 40 orang diantaranya menunjukkan hasil positif. ''Namun untuk kepastiannya, kita masih ,menunggu hasil tes swab,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement