REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara mengundurkan diri dari posisinya sebagai staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pengunduran diri itu terjadi setelah keterlibatan Ruangguru dalam program Kartu Prakerja menuai kontroversi. Peristiwa ini dianggap sebagai pelajaran berharga bagi kaum milenial.
"Ada suasana batin yang perlu kita pahami. Saudara Belva Deva masih muda, tentu ini akan menjadi pelajaran berharga bagi kaum milenial. Bahwa mengelola negara tidak sebatas keren-kerenan, tetapi juga perlu pengalaman secara mendalam, perlu kehati-hatian yang tinggi," ujar politikus Partai Demokrat, Sartono Hutomo, Rabu (22/4).
Apalagi, Sartono menegaskan, Indonesia adalah negara hukum, aspek utama yang menjadi perhatian masyarakat terkait MoU Ruangguru dengan pemerintah. Dalam hal ini, pelatihan calon penerima Kartu Prakerja perlu dibuka secara transparan.
"Agar tidak menimbulkan masalah hukum di kemudian hari serta menjaga rasa keadilan dalam masyarakat kita," ujar Kepala Departemen Perekonomian Nasional DPP Partai Demokrat tersebut.
Dalam surat pengunduran dirinya, Belva mengaku langkah itu dilakukan untuk menghindari konflik kepentingan menyusul dijadikannya Ruangguru sebagai salah satu aplikator program pemerintah melalui Kartu Prakerja. Belva mengaku ingin menghindari polemik mengenai persepsi publik yang bervariasi. Belva juga mengatakan bahwa dirinya tidak ingin polemik tersebut berkepanjangan.
"Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020 dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020," kata Belvara, dalam unggahan di akun Instagram-nya.