Senin 20 Apr 2020 06:07 WIB

IDI Minta Masyarakat Jujur Sampaikan Kondisi Pribadi

Sulit menangkal penyebaran Covid-19 jika pasien tidak memberikan informasi jujur.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi. Sebanyak 46 tenaga medis RSUP dr Kariadi menjalani isolasi mandiri setelah diketahui positif covid-19.
Foto: Antara/Aji Styawan
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi. Sebanyak 46 tenaga medis RSUP dr Kariadi menjalani isolasi mandiri setelah diketahui positif covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta masyrakat memberitahukan kondisi mereka secara jujur kepada tenaga kesehatan saat melakukan pemeriksaan Covid-19. Hal tersebut disampaikan menyusul infeksi terhadap 46 tenaga medis RSUP dr Kariadi, Kota Semarang akibat tertular virus corona.

"Kalau soal himbauan agar setiap pasien terbuka, jujur, terus terang itu sudah sering dihimbau untuk itu," kata Humas Pengurus Besar (PB) IDI, Halik Malik kepada Republika.co.id di Jakarta, Ahad (20/4).

Baca Juga

Dia mengatakan, infeksi terhadap puluhan tenaga medis itu harus dilihat berdasarkan beberapa faktor. Dia mengatakan, paparan virus tidak bisa hanya dikatakan akibat masalah standar alat pelindung diri (APD).

"Ada masalah standar pelayanan, alur dan prosedur layanan, standar bangunan dan prasarana lainnya hingga ketidakjujuran pasien menyampaikan riwayatnya itu juga problemnya," katanya.

Dia mengungkapkan, sulit untuk menangkal penyebaran Covid-19 jika pasien yang memeriksakan dirinya tidak memberikan informasi secara terbuka. Lanjutnya, ketidajujuran akan mempersulit tenaga medis untuk mengetahui riwayat perjalanan, riwayat kontak dan riwayat penyakit sebelumnya tanpa adanya informasi dari pasien sendiri.

Dia menjelaskan, diperlukan skrining di awal berdasarkan keterangan apa adanya dari pasien dan keluarga guna mencegah penyebaran virus. Begitu juga dengan pemeriksaan awal di lini depan setiap fasilitas pelayanan kesehatan.

Berkenaan dengan hal tersebut, IDI meminta agar pemerintah membuat sistem layanan kesehatan yang lebih antisipatif terhadap risiko pasien dengan corona di setiap puskesmas, klinik dan rumah sakit. Halik mengatakan, setiap pasien yang datang dilakukan skrining covid-19 dan non covid-19 berdasarkan gejala dan riwayatnya.

Dia mengatakan, perlu dibuat alur layanan terpisah antara Covid-19 dan non covid-19. Menurutnya, hal tersebut akan mengantisipasi dan mengurangi penularan di fasilitas kesehatan.

"Jadi ada pemilahan pasien dan alur pelayanan yang berbeda. Kami minta ada penyesuaian pada sistem layanan untuk antisipasi risiko penularan," katanya.

Seperti diketahui, 46 tenaga medis rumah sakit dr Kariadi saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di Hotel Kesambi Hijau. Berdasarkan informasi yang dihimpun, 46 tenaga medis yang positif Covid-19 itu terdiri dari beberapa dokter spesialis, perawat, tenaga penunjang medis hingga nonmedis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement