Jumat 17 Apr 2020 15:11 WIB

Suami Ikhlas Istri Jadi Garda Terdepan Penanganan Corona

Rekan kerja ada yang terinfeksi Covid-19 sehingga Suster Robi harus bekerja 2 shift.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Friska Yolandha
Siti Robiah atau sering disapa Suster Robi
Foto:

Memiliki rasa cemas merupakan hal yang wajar, namun Suster Robi selalu meyakinkan Hatim dan anak-anaknya untuk tetap selalu berpikir positif sembari menjaga kebersihan. Hatim mengatakan, istrinya tipikal yang pemberani dan optimistis sembari diimbangi dengan doa.

"Dia selalu menekankan sikap optimistis. Karena menurutnya kalau pikiran kita pesimistis malah itu yang bisa kena Covid-19. Karena kondisi jiwa yang selalu tenang, tidak stres, katanya jauh dari penyakit," tutur Hatim.

Menurutnya, Suster Robi sudah terbiasa menghadapi keadaan seperti ini. Seperti pengalamannya saat peristiwa meledaknya bom di Kedutaan Australia di Jakarta pada 2004, saat itu Suster Robi tengah bertugas dan mengandung anak pertama mereka. Rumah Sakit MMC hanya berjarak beberapa meter dari Kedubes Australia. Dalam kondisi demikian, Suster Robi juga harus melayani korban Bom Kuningan.

"Dia sih selalu bilang 'Bismillah aja. Kalau kita memang punya niat tulus, Insya Allah tidak akan kenapa-kenapa'," ujarnya.

Meski memiliki rasa cemas, Hatim mengaku selalu mendukung pekerjaan istrinya. Apalagi, kata dia, ini menyangkut tugas kemanusiaan. Yang paling penting, Hatim menekankan bahwa mereka harus mengikuti aturan penanganan Covid-19 dan selalu menanamkan pikiran yang positif bahwa mereka harus selalu sehat.

"Alhamdulillah, saya, istri, dan ketiga anak saya selalu menguatkan semuanya," ungkapnya.

Sebagai bentuk dukungan, Hatim yang bekerja di salah satu media ini kerap mengantar jemput Suster Robi ke rumah sakit tempatnya bekerja saat waktunya luang atau jam kerjanya sama. Apalagi, di tengah kondisi saat ini di mana angkutan umum sedikit yang beroperasi. Ia menuturkan, beban biaya operasional meningkat karena tenaga medis terkadang harus menggunakan layanan taksi online.

"Kereta kalau pagi dan sore berdesakan, waktu operasional juga dibatasi. Harapannya, pemerintah harusnya memikirkan juga pelayanan transportasi untuk tenaga medis," kata dia.

Hatim bersyukur karena tidak ada penentangan dari keluarga lainnya akan tugas yang harus diemban oleh istrinya. Menurutnya, orang tua Suster Robi sudah memahami itu sebagai bagian dari tugas dan selalu memberikan dukungan. Namun, orang tuanya tetap selalu mengingatkan agar menjaga kesehatan dan banyak berdo'a.

 

Saat dihubungi Republika.co.id, Suster Robi baru saja mengabarkan kepada suaminya soal hasil rapid test Covid-19 yang diikutinya. Hatim bersyukur, hasilnya non-reaktif atau berarti negatif Covid-19. Baik Hatim dan Suster Robi sama-sama berharap wabah Covid-19 segera berakhir dan bisa kembali bekerja dengan kondisi normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement