REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengajak generasi muda yang tergabung dalam Karang Taruna Jabar bergerak menanggulangi Covid-19. Sebagai organisasi yang dekat dengan masyarakat, Karang Taruna dapat menyosialisasikan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 di semua daerah Jabar.
Hal tersebut dikatakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menggelar pertemuan melalui video conference bersama Ketua Karang Taruna Kabupaten/Kota se-Jabar di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (13/4).
Menurut Ridwan Kamil, Pemerintah Provinsi Jabar sudah mengelompokkan warga terdampak Covid-19. Pertama, warga yang sudah terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Kedua, warga rawan miskin baru. Terakhir, perantau.
“Karang Taruna harus jadi orang pertama yang terlihat paling gembira, menebar senyum, menyemangati, mengeluarkan kalimat-kalimat positif. Tunjukkan dengan keteladanan, karena kepemimpinan terbaik adalah kepemimpinan dengan keteladanan,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Emil memaparkan tiga tahap aksi kerelawanan yang dapat dilakukan Karang Taruna se-Jabar, yakni edukasi pencegahan penularan dan penyemprotan desinfektan, memastikan tidak ada warga yang lapar, serta menjadi relawan kesehatan.
“Kita fokus sekarang ke tahap kedua, yaitu relawan bantuan sosial dari corona (warga terdampak COVID-19). Karang taruna harus memastikan tidak ada warga Indonesia di tanah Jawa Barat yang mengalami lapar,” paparnya.
Emil menjelaskan, pihaknya akan menggagas Gerakan Nasi Bungkus atau Gasibu. Semua pihak, mulai dari BUMD, mahasiswa, perusahaan swasta, sampai masyarakat umum, dapat ikut dalam gerakan tersebut. Kemudian, akan ada dapur umum di setiap kelurahan di lima wilayah yang memberlakukan PSBB.
Kehadiran Gasibu dan dapur umum, kata dia, bertujuan untuk memastikan semua masyarakat Jabar dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya. Agar dua gerakan itu berjalan, Emil meminta Karang Taruna se-Jabar berkontribusi.
“Dengan gerakan nasi bungkus itu, kita memastikan tidak ada manusia kelaparan di jalan, kepada mereka yang ternyata tidak terdaftar (di kelompok penerima bantuan),” katanya.
Dapur umumnya, ada di kelurahan jadi bisa menghubungi Lurah-nya. Kemudian yang masaknya PKK, dan tidak boleh ada kerumunan. "Jadi bukan orang lapar mendatangi dapur, justru tugas Karang Taruna adalah memetakan ada berapa potensi kelaparan di wilayahnya, dilaporkan, kalau dia tidak termasuk daftar penerima bantuan, Karang Taruna membagikan,” tambahnya.
Selain itu, Emil meminta Karang Taruna se-Jabar untuk memantau pandataan penerima bantuan, termasuk bagi warga yang memiliki KTP di luar wilayah domisilinya saat ini.