Ahad 12 Apr 2020 13:53 WIB

PGI: Umat Nasrani Rayakan Paskah dalam Suasana Duka

Iman umat sedang diuji di antaranya kepatuhan anjuran pemerintah berdiam di rumah.

Petugas kebersihan melintas di depan pintu Gereja Katedral, Jakarta, Ahad (5/4/2020). Pasca Kemenkes resmi merilis Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19, bentuk ibadah misa gereja dilakukan secara live streaming melalui media sosial, termasuk rangkaian ibadah paskah yang akan jatuh mulai Kamis (16/4/2020) hingga Ahad (19/4/2020).
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas kebersihan melintas di depan pintu Gereja Katedral, Jakarta, Ahad (5/4/2020). Pasca Kemenkes resmi merilis Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19, bentuk ibadah misa gereja dilakukan secara live streaming melalui media sosial, termasuk rangkaian ibadah paskah yang akan jatuh mulai Kamis (16/4/2020) hingga Ahad (19/4/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum PGI Pendeta Jacky Manuputty mengatakan umat Nasrani di seluruh dunia merayakan kebangkitan Yesus Kristus dalam suasana duka dan penuh pergumulan. "Tradisi perayaan Paskah yang semarak itu berbeda pada gedung-gedung gereja yang biasanya disesaki umat untuk merayakan Paskah, hari ini terlihat sepi," katanya di Jakarta, Ahad (12/4).

Situasi itu tampak dari pintu-pintu dan gerbang gereja yang ditutup rapat karena umat merayakan Paskah dalam kebersamaan keluarga masing-masing untuk menghindari penularan Covid-19. Jakcy mengatakan Paskah adalah perayaan terpenting dalam literasi Gereja Kristen.

Baca Juga

Perayaan ini identik dengan peringatan kebangkitan Kristus yang dianggap suatu peristiwa sakral dalam hidup Yesus. "Karenanya Paskah selalu dirayakan dengan meriah setelah sebelumnya umat Kristen menjalani minggu-minggu prapaskah dan Minggu sengsara untuk merenungkan kisah penderitaan Kristus," katanya.

Jakcy berharap imbauan pemerintah terkait pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jangan sampai melunturkan keceriaan makna Paskah. "Bila dengan merayakan Paskah dalam kerumunan menjadikan umat terancam, maka tindakan itu berlawanan dengan berita penting dari Paskah itu sendiri, berita tentang kehidupan saudara-saudara umat Kristiani yang Kristus kasihi," katanya.

Dalam suasana bersama keluarga, Jacky mengajak umat untuk menyimak makna Paskah yang dirumuskan oleh persekutuan gereja-gereja di Indonesia dalam situasi Covid-19 saat ini. "Bagaimana kita dapat merayakan kehidupan, bahkan dalam segala kelimpahan, sementara kita menyaksikan begitu banyak orang berjuang di ambang batas kehidupan dan kematian akibat CIVID- 19," katanya.

Tantangan tersebut harus membuat umat terus memperjuangkan, merawat dan memberikan kehidupan. "Bukan Dia mengancam kehidupan, itulah yang sejati untuk merawat dan memberikan kehidupan ini mengakar kuat pada identitas kita, bukan hanya sebagai umat kebangkitan namun juga umat berpengharapan," katanya.

Jacky menambahkan iman umat saat ini sedang diuji dengan cinta kasih. Salah satunya adalah kepatuhan pada anjuran pemerintah untuk berdiam diri di rumah demi memutus rantai penyebaran Covid-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement