Jumat 10 Apr 2020 13:36 WIB

IDEAS: PSBB dan Larangan Mudik Harus Diterapkan Seluruh Jawa

Bila mudik dan PSBB hanya di Jabodetabek maka positif covid-19 bisa melonjak 300 ribu

Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mendorong pemerintah dalam waktu dekat menetapkan Karantina Wilayah di daerah episentrum wabah terutama Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Wilayah Jawa lainnya.
Foto: Dompet Dhuafa
Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mendorong pemerintah dalam waktu dekat menetapkan Karantina Wilayah di daerah episentrum wabah terutama Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Wilayah Jawa lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mendorong pemerintah dalam waktu dekat menetapkan Karantina Wilayah di daerah episentrum wabah terutama Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Wilayah Jawa lainnya. Hal tersebut sangat mendesak seiring akan tibanya Bulan Ramadhan (24 April 2020) dan Hari Raya Idul Fitri (25 Mei 2020).

Budaya silaturahmi dan ziarah kubur jelang Ramadhan, tradisi buka puasa bersama dan Sholat Tarawih berjamaah di sepanjang Ramadhan, serta ritual mudik tahunan jelang Idul Fitri, adalah tantangan besar untuk menahan ledakan covid-19 di negeri muslim terbesar di dunia ini. 

“Dalam situasi normal, kami mengestimasi jumlah pemudik dari Jabodetabek berada di kisaran 10 juta orang dengan jalur utama pergerakan menuju Jawa Tengah (4,7 juta), Jawa Barat (2,8 juta), dan Jawa Timur (1,3 juta). Tanpa kesadaran dan kebijakan pembatasan yang ketat, potensi penyebaran covid-19 dari episentrum wabah ke penjuru Jawa adalah keniscayaan. Jika potensi ledakan wabah dari tradisi di bulan suci ini tidak dicegah secara optimal, Berdasarkan pola penggandaan di berbagai negara kita terancam memasuki Idul Fitri dengan lonjakan kasus menembus 300 ribu kasus,” Ujar Yusuf Wibisono, Direktur IDEAS, pada Soft Launching hasil riset IDEAS yang bertajuk ‘Menahan Ledakan Kasus COVID-19’, di Kantor IDEAS, Tangerang Selatan, Jumat (10/4).

Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) adalah episentrum wabah covid-19. Lebih dari setengah kasus infeksi covid-19 terjadi di Jabodetabek. Dengan posisi dan keterkaitan ekonomi-sosial Jabodetabek yang kuat dengan wilayah lainnya, terutama daerah Jawa lainnya, menjadi prioritas tertinggi mengkarantina wilayah Jabodetabek untuk mencegah eskalasi penyebaran wabah di Jawa dengan lebih dari 150 juta penduduk. 

“Jadi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta saja tidak memadai, karena telah menyatunya aktivitas ekonomi dan sosial warga Jabodetabek. Sebagai misal, pada 2019 terdapat 15,4 juta orang pekerja di Jabodetabek. Pergerakan intra daerah terbesar adalah 4,4 juta pekerja yang bertempat tinggal dan sekaligus bekerja di Jakarta, diikuti Tangerang (2,8 juta), Bogor (2,5 juta), Bekasi (2,3 juta) dan Depok (613 ribu). Pergerakan pekerja lintas daerah terbesar adalah dari Bekasi ke Jakarta (520 ribu), diikuti Tangerang ke Jakarta (517 ribu), Depok ke Jakarta (371 ribu), dan Bogor ke Jakarta (234 ribu),” tutur Yusuf Wibisono.

Dengan kepadatan penduduk Jabodetabek yang sangat tinggi, di kisaran 11.100 jiwa per Kilometer persegi, penyebaran covid-19 dapat terjadi secara eksponensial. Dibutuhkan akselerasi dan penguatan kebijakan karantina di Jakarta dan wilayah sekitarnya demi melindungi lebih dari 34 juta warga Jabodetabek.

IDEAS menilai meski telah menetapkan status darurat kesehatan berdasarkan Keppres No. 11/2020, namun pemerintah hanya memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melalui PP No. 21/2020. Dengan perubahan kebijakan bersifat moderat dan diimplementasikan secara terbatas dan lambat, pihaknya memproyeksikan ke depan jumlah kasus infeksi covid-19 Indonesia masih akan terus meningkat, menembus 10 ribu kasus pada hari ke-51, menjelang bulan Ramadhan 24 April 2020, dan menembus 100 ribu kasus pada hari ke-73.

“Untuk mencegah jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak, dalam 1 pekan ke depan juga kami mendorong ditetapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar di Jawa di luar Jabodetabek, terutama melarang aktivitas mudik/pulang kampung. Wilayah metropolitan di Jawa amat potensial menyebarkan covid-19 ke seluruh Jawa,” Kata pimpinan lembaga think tank tersebut.

Selain Jabodetabek, metropolitan lain yang berpotensi besar menjadi episentrum wabah berikutnya adalah koridor Bandung-Cimahi dengan kepadatan penduduk di kisaran 15 ribu jiwa per Km2, Yogyakarta (13 ribu), Surakarta (11 ribu), dan Surabaya-Mojokerto (8 ribu).

Sementara itu dalam 2 pekan ke depan, IDEAS merekomendasikan ditetapkannya Karantina Pulau Jawa, terutama kota-kota besar. Dengan kepadatan penduduk Jawa di kisaran 1.100 jiwa per Km2, lima kali lipat lebih padat dari Italia, menjadi krusial membatasi aktivitas Jawa secara masif. Penyebaran covid-19 akan memasuki fase krusial memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri, terkait ritual mudik tahunan. 

“Mudik adalah fenomena Jawa. Kami memperkirakan sekitar 70 persen pemudik berasal dari Jawa dan menuju Jawa, terutama dari wilayah metropolitan Jawa ke daerah pedesaan Jawa. Tanpa karantina Pulau Jawa, akan terjadi ledakan penyebaran covid-19 yang massif,” ungkap Yusuf.

Selanjutnya IDEAS juga mendorong ditetapkannya pembatasan Sosial Berskala Besar di Wilayah Indonesia selain Jawa. Meski kepadatan penduduk luar Jawa rendah, namun karena penyebaran wabah telah meluas di hampir seluruh wilayah, tetap dibutuhkan pembatasan sosial berskala besar untuk menekan penyebaran di luar Jawa. 

“Kebijakan pembatasan yang lebih keras, yaitu karantina wilayah, perlu diberlakukan pada metropolitan di luar Jawa yang berpotensi menjadi episentrum wabah seperti Makassar dengan kepadatan penduduk di kisaran 8.600 jiwa per Km2, Medan-Binjai (7 ribu), dan Denpasar (7 ribu),” tutur Yusuf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement