Senin 30 Mar 2020 17:21 WIB
Militer Indonesia

Babak Baru Elite Militer

Selayaknya, jabatan pejabat tinggi TNI dipercayakan kepada perwira yang menonjol.

Prajurit TNI AU mengikuti parade kendaraan taktis saat peringatan HUT ke-72 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (9/4).
Foto: Republika/Prayogi
Prajurit TNI AU mengikuti parade kendaraan taktis saat peringatan HUT ke-72 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (9/4).

 Oleh: Selamat Ginting, Wartawan senior Republika dan Pemerhati Komunikasi Politik Militer

 Pada 1 April 2020, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Letjen Tatang Sulaiman, genap berusia 58 tahun. Abituren (lulusan sekolah militer) Akademi Militer (Akmil) 1986 tersebut, memasuki pensiun sebagai perwira TNI. Berdasarkan Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.  Pasal 71 huruf  a, disebutkan, usia pensiun paling tinggi  58 tahun bagi perwira.

Kendati tinggal dalam hitungan hari, namun hingga tulisan dibuat pada Selasa (24/3), belum ada surat keputusan  Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tentang calon Wakil KSAD pengganti Tatang Sulaiman. Terakhir Panglima TNI mengeluarkan keputusan Nomor 324/III/2020, tanggal 20 Maret 2020 tentang mutasi perwira tinggi TNI. Marsekal Hadi melakukan mutasi untuk 28 pejabat tinggi TNI.

“Dari 28 perwira tinggi TNI, sembilan di antaranya memasuki purna bakti (pensiun),” kata Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel (Khusus) Taibur Rahman dalam siaran pers, Sabtu (21/3) lalu. Namun, dari sembilan nama itu tidak ada Letjen Tatang Sulaiman.  

 

Di sisi lain, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Siwi Sukma Adji juga akan genap berusia 58 tahun pada 14 Mei 2020. Otomatis abituren Akademi Angkatan Laut (AAL) 1985 itu juga akan purna bakti.

 Tiga pekan berikutnya, giliran Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Yuyu Sutisna. Abituren Akademi Angkatan Udara (AAU) 1986 tersebut, juga genap berusia 58 tahun, pada 10 Juni 2020.  Selanjutnya, Wakil KSAL Laksdya Mintoro Yulianto (AAL 1986) akan memasuki pensiun pada Juli-Agustus 2020.

Artinya, dalam waktu dekat akan terjadi pergantian empat elite militer.  Pergantian  Wakil KSAD, KSAL, KSAU, dan Wakil KSAL. Bisa jadi pergantian itu akan berlangsung dalam waktu bersamaan.  Sekaligus kesempatan bagi pimpinan TNI melakukan konsolidasi mencarikan jabatan bagi para perwira tiggi yang belum memiliki jabatan. 

Normal kembali

“Dengan Perpres Nomor 66 tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI yang sudah ditandatangani presiden, praktis tidak ada lagi perwira tinggi yang tidak punya jabatan. Kita akan normal kembali,” kata KSAD Jenderal Andika Perkasa, akhir Februari 2020 lalu. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI telah ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 18 Oktober 2019 lalu.

Pergantian Wakil KSAD, KSAL, KSAU, dan Wakil KSAL akan mengubah peta elite TNI pada 2020. Sekaligus semakin menipiskan peluang bagi abituren Akademi TNI (Akmil, AAL, AAU) 1985 dan 1986, untuk menjadi orang nomor satu di TNI AL, TNI AU, maupun TNI AD. Apalagi menjadi panglima TNI. Kini peluang terbuka lebar bagi abituren Akademi TNI tahun 1987 dan 1988 (A dan B).

Di sisi lain, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, akan berusia 58 tahun pada 8 November  2021. Ia menjadi Panglima TNI sejak 8 Desember 2017. Hadi pensiun sekitar 1 tahun, 7  bulan lagi. Terhitung 1 Desember 2021. Namun bukan tidak mungkin, akan mengalami pensiun dini.

Hal itu bisa dilihat dari perjalanan karier Jenderal (Polisi) Tito Karnavian. Tito akhirnya pensiun dini, walau usia pensiunnya masih tiga tahun lagi  (Oktober-November 2022). Abituren Akpol 1987 itu  pensiun dini Oktober 2019 lalu, setelah diangkat menjadi menteri dalam negeri.

Jika melihat pola tersebut, bukan tidak mungkin Hadi mengalami hal yang sama. Misalnya, jika mendapatkan jabatan di kabinet. Apalagi rencana reshuffle kabinet gencar pada Maret-April 2020 ini. Tentu saja pergantian menteri, panglima TNI, kepala staf angkatan merupakan hak prerogratif Presiden Jokowi.

Peluang Andika

KSAD Jenderal Andika Perkasa, berusia 58 tahun pada 21 Desember  2022.  Jadi ia resmi pensiun per 1 Januari 2023. Andika menjadi KSAD pada 22 November 2018.  Masa dinas aktifnya masih 2 tahun, 8 bulan lagi. Andika berpeluang menjadi Panglima TNI. Apalagi Laksamana Siwi dan Marsekal Yuyu pensiun pada Mei-Juni 2020 ini. Andika akan menjadi jenderal bintang empat paling senior setelah Hadi.

Jika menunggu Hadi pensiun, tentu tidak efektif  jika Andika menjadi Panglima TNI dalam rentang waktu 1 tahun 1 bulan saja. Hal ini jarang terjadi. Namun belakangan ada contohnya. Kepala Polri Jenderal, Idham Aziz hanya punya waktu 1 tahun, 2 bulan masa dinas aktifnya. Toh abituren Akpol 1988-A itu, tetap dipilih menjadi Kepala Polri.

Jadi, Andika memiliki peluang paling kuat menjadi Panglima TNI menggantikan Hadi. Andika lebih memiliki peran jika langsung menjadi Panglima TNI. Daripada, misalnya, bergeser dulu ke jabatan Wakil Panglima TNI. Jabatan Wapang TNI ‘kalah bergengsi” dibandingkan kepala staf angkatan. Sebab kepala staf angkatan, langsung menjadi pembina matra dan memegang kendali di angkatannya. Termasuk memegang anggaran dan pengendalian karier.

Dalam Perpres Nomor 66 tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI, ada lima posisi bintang empat. Jabatan-jabatan tersebut: Panglima TNI, Wakil Panglima (Wapang) TNI, KSAD, KSAL, dan KSAU. Namun hingga kini, posisi Wapang TNI masih dikosongkan.

Calon KSAD

Jika Andika pun bergeser dalam waktu dekat, ada beberapa nama kuat menjadi KSAD. yakni: Panglima Kostrad, Letjen Besar Harto Karyawan; Sesmenko Polhukam, Letjen Tri Soewandono; dan Panglima Kogabwilhan III TNI, Letjen Ganip Warsito. Ketiganya abituren Akmil 1986.

Ada pula Irjen Mabes TNI, Letjen Muhammad Herindra; Komandan Kodiklatad, Letjen Anto Mukti Putranto; dan Irjen Kementerian Pertahanan, Letjen Ida Bagus Purwalaksana. Ketiganya lulusan Akmil 1987.

Sebenarnya Kepala Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Doni Monardo (abituren Akmil 1985) masih punya peluang menjadi KSAD. Doni akan pensiun pada Mei-Juni 2021. Namun saat ini, ia diberikan amanat pula sebagai ketua gugus tugas penanganan Covid-19. Jadi, peluang Doni menjadi tipis. Berat bagi Presiden Jokowi melepaskan Doni dari tugas berat yang sedang diembannya. Kecuali tentu saja dengan pertimbangan lain.

Persaingan antara abituren Akmil 1986 dengan 1987 untuk menduduki posisi elite TNI AD begitu kuat. Kondisi itu juga akan mewarnai calon pengganti Tatang sebagai Wakil KSAD.    

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement