REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Permintaan produk permen jahe yang diproduksi di Kota Sukabumi melonjak hingga 100 persen. Peningkatan ini dikarenakan adanya informasi jahe yang termasuk rempah-rempah ini dapat meningkatkan imunitas tubuh dan menangkal corona.
Produksi permen jahe ini misalnya ini di AF Special Jalan Perana Babakan Jampang RT 02 Rw 18 Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. ''Permintaan permen jahe naik 100 persen,'' ujar pemilik home inustri jahe AF Special, Aep Saepuloh (57 tahun) kepada wartawan.
Pembuatan permen jahenya sudah dirintis sejak 1991 lalu dan terus berkembang hingga kini. Pada kondisi normal permintaan permen jahe sebanyak 600 hingga 700 kilogram per hari.
Namun ungkap Aep, kini permintaan permen jahe melonjak hingga 1 ton lebih. Di mana sekitar 90 persen dipasok ke Bekasi sisanya ke Bandung, Jakarta, dan Sukabumi.
Aep menerangkan, permintaan jahe ini meningkat di tengah merebaknya virus corona. Sebab ada anggapan jahe dapat meningkatkan imunitas tubuh dari serangan corona. ini membuat komoditas jahe mengalami kenaikan harga mencapai Rp 40 ribu per kilogram. Sebelumnya hanya mencapai kisaran Rp 30-35 ribu per kilogram. Jahe tersebut dipasok dari Lampung dan Jawa.
Di sisi lain harga gula pasir sebagai bahan pembuatan permen jahe juga naik dari Rp 12 ribu per kilogram menjadi Rp 16 ribu per kilogram. Dampaknya harga permen jahe naik dari Rp 22 ribu per kilogram menjadi Rp 24 ribu per kilogram.
''Tingginya permintaan ini membuat kami kewalahan memenuhinya,'' ungkap Aep. Sebab untuk menjawab kenaikam permintaan ini harus diimbangi dengan ketersedian bahan baku yakni jahe, gula pasir, dan sagu.
Namun saat ini harga jahe dan gula pasir mengalami kenaikan. Akibatnya permintaan hanya maksimal 1 ton per hari.
Salah seorang pembeli Dudi (34 tahun) asal Sukabumi, mengatakan, permen jahe asal Babakan Jampang memang sudah terkenal sejak dulu. ''Sudah terkenal dan kini saya membeli karena ada informasi bisa menaikkan daya tahan tubuh menghadapi corona,'' ujar dia.