Kamis 12 Mar 2020 03:25 WIB

Produksi Obat Herbal Jahe Ditingkatkan

Produksi obat herbal yang mengandung jahe merah ditingkatkan hingga 50 persen

Pedagang memperlihatkan jahe di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (9/3). Sejumlah harga rempah - rempah yang dinilai mampu menangkal virus Covid-19 mengalami kenaikan harga, seperti jahe merah yang mencapai Rp.100.000 hingga Rp.120.000 per kilogram dari harga Rp.60.000 per kilogram sedangkan untuk temulawak sebesar Rp.70.000 dari harga Rp. 30.000 per kilogram. (Republika/Thoudy Badai)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang memperlihatkan jahe di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (9/3). Sejumlah harga rempah - rempah yang dinilai mampu menangkal virus Covid-19 mengalami kenaikan harga, seperti jahe merah yang mencapai Rp.100.000 hingga Rp.120.000 per kilogram dari harga Rp.60.000 per kilogram sedangkan untuk temulawak sebesar Rp.70.000 dari harga Rp. 30.000 per kilogram. (Republika/Thoudy Badai)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Industri farmasi PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) meningkatkan produksi obat herbal yang mengandung jahe merah, hingga 50 persen karena virus corona yang mulai masuk Indonesia.

“Kami sudah siapkan minimal khusus untuk pertumbuhan jahe merah saja minimal 50 persen peningkatan produksinya. Kita masih bisa tingkatkan lagi sesuai kebutuhan,” kata Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) Vidjongtius di Cikarang, Bekasi, Jabar, Rabu (11/3).

Produk Kalbe yang saat ini mengandung jahe merah bernama "Bejo Jahe Merah". Vidjongtius menyampaikan, Kalbe tengah fokus memproduksi jahe merah dengan membangun komunitas petani jahe merah, yang saat ini jumlahnya mencapai 9.000 petani di seluruh Indonesia.

Para petani tersebut berada di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan daerah lainnya, sehingga jahe merah yang dihasilkan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan Kalbe, namun juga masyarakat sekitar.

“Jadi, kalau dilihat tonasenya sudah mencapai lebih dari 400-500 ton itu kapasitas yang luar biasa dan kebetulan memang lagi sangat dibutuhkan. Ini sudah berjalan. Kita Ada pejuang jahe merah. Itu produk sudah Ada,” kata Vidjongtius.

Ia menambahkan bahwa Kalbe tidak memperkirakan bahwa kebutuhan jahe merah akan meningkat pesat saat wabah corona memasuki Indonesia. Oleh karena itu, peningkatan produksi dilakukan mengikuti permintaan pasar yang semakin meningkat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement