Senin 16 Mar 2020 12:34 WIB

Kemenkominfo Catat 232 Hoaks Virus Corona Hingga Tadi Pagi

Kabar tidak benar di antaranya menyebut Presiden Jokowi positif virus corona.

Corona dan hoaks(Republika)
Foto: Republika
Corona dan hoaks(Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat sebanyak 232 hoaks mengenai virus corona hingga Senin (17/3) pukul 08.00 WIB. Dalam laporan isu hoaks tersebut, Kemenkominfo merilis fakta yang benar di balik sejumlah informasi tidak benar.

Kabar tidak benar di antaranya menyebut Presiden Joko Widodo positif virus corona. Kabar itu tersebar dalam tangkapan layar sebuah artikel yang dimuat tanggal 15 Maret 2020.

Baca Juga

Setelah ditelusuri oleh Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo melalui mesin AIS, artikel tersebut adalah hasil suntingan dari artikel yang dimuat oleh Detik.com pada 15 Maret 2020 dengan judul asli "Presiden Jokowi Jalani Tes Virus Corona Sore ini".

Hoaks selanjutnya adalah pesan berantai di Whatsapp yang memuat foto beserta dengan informasi identitas dari mitra pengemudi Gojek yang diduga suspect corona melarikan diri dari RSUP Persahabatan. Faktanya, informasi dalam pesan tersebut tidak benar. Berita itu pun telah dibantah oleh pihak Gojek maupun juru bicara RSUP Persahabatan.

Selanjutnya, pesan berantai dengan narasi seorang terapis Delta Spa menjadi suspect virus corona beredar di media sosial. Hal itu tidak benar dan telah diklarifikasi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.

Beredar sebuah pesan di media sosial yang memberikan informasi bahwa satu warga Klaten terpapar virus corona. Faktanya, juru bicara satgas kecepatan penaganan Covid-19 Klaten mengatakan bahwa informasi tersebut tidak benar. Menurut dia, sampai saat ini belum ada warga Klaten yang terpapar virus corona.

Ada pula pesan viral yang beredar luas di Whatsapp yang menyebutkan bahwa lemon panas dapat membunuh sel kanker dan dikaitkan dengan Covid-19. Berdasarkan hasil penelusuran Kemenkominfo, klaim tersebut tidak didukung oleh bukti medis yang kredibel.

Hoaks tentang virus corona tercatat pertama kali muncul pada 6 Mei 2019. Saat itu informasi tidak benar beredar di media sosial mengenai anjuran mencuci bersih kurma karena mengandung virus corona yang berasal dari kelelawar.

Hoaks mengenai virus corona mulai muncul kembali pada 23 Januari 2020, yang jumlahnya meningkat setiap harinya seiring dengan penyebaran virus corona.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement