REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memantau empat orang yang baru pulang dari luar negeri untuk menjalankan ibadah umrah guna mengantisipasi virus corona atau Covid-19. Keempatnya menjalani rawat inap di RSUD Wates. Selain itu, ada satu pasien rawat jalan yang juga dipantau.
"Semuanya dalam kondisi membaik. Empat pasien rawat inap ditempatkan di ruang isolasi dengan penanganan standar WHO. Mereka belum mengarah pasien dalam pengawasan (PDP), tapi masih orang dalam pemantauan," kata juru bicara Pusat Informasi Covid-19 Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Baning Rahayu Jati, Rabu (11/3).
Baning mengatakan, RSUD Wates tetap menerapkan standar pelayanan pasien yang sudah ditetapkan WHO. Saat ini pasien tetap dipisahkan dengan pasien lain. Kontak dengan keluarga dan pengunjung pun diminimalisasi supaya jika benar mereka terinfeksi Covid-19, yang lain tetap bisa diselamatkan. Dari kelima pasien tersebut, ada yang datang sendiri, sementara ada juga rujukan dari puskesmas. Sebab, pasien dengan gejala sesak napas kini ditangani rumah sakit.
"Kelima orang ini semua pulang dari umrah. Tiga laki-laki dan dua perempuan. Satu yang laki-laki rawat jalan. Semua lansia dan itu yang menjadi perhatian kami karena lansia lebih rentan dengan virus karena imun atau daya tahan tubuhnya yang menurun seiring dengan bertambahnya usia," katanya.
Baning menjelaskan, dalam penangan Covid-19, ada empat tahapan. Pertama, orang dalam pemantauan (ODP), yakni orang yang mengalami batuk pilek dan pernah mengunjungi negara yang terjangkit. Kemudian, pasien dalam pengawasan (PDP), yakni orang yang masih dalam pemantauan, tetapi sudah ada gejala pneumonia dan bukti rontgen foto.
Ketiga, pasien dalam pengawasan diambil spesimennya, lalu spesimen itu dikirim ke litbangkes. Jika hasilnya corona, baik corona yang lain apakah itu H4N1 maupun corona lainnya disebut pasien probable, pasien yang positif Covid-19 disebut pasien confirm. "Suspect masuk kategori orang dalam pengawasan (ODP)," katanya.
RSUD Wates menyiapkan ruang isolasi dengan enam tempat tidur. Empat tempat tidur sudah terisi kendati semuanya belum masuk tahap PDP melainkan ODP.
Covid-19 menyerang sistem pernapasan. Orang dalam kondisi fisik tidak fit atau mengalami gangguan fungsi memiliki risiko tinggi. "Salah satunya lansia," ucapnya.
Saat ini, Baning menambahkan, Dinkes Kulon Progo mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat agar memahami apa itu Covid-19, bagaimana penularannya, gejalanya, serta pencegahan dan apa yang harus dilakukan jika ada keluarga, saudara, atau tetangga yang pulang dari luar negeri wilayah terjangkit.
Permasalahannya adalah kasusnya sebetulnya tidak banyak dibanding penyakit menular yang lain. Namun, keresahan masyarakat dengan adanya informasi gencar dari beberapa negara terjangkit membuat masyarakat panik. Masyarakat kemudian melakukan tindakan yang tidak diperlukan.
"Tugas kami membenarkan informasi supaya tenang, tetapi tetap waspada," ujarnya.