Rabu 11 Mar 2020 06:23 WIB

Soal Permintaan Maaf Belanda, Mahfud MD: Harus Dimaafkan

Raja Belanda meminta maaf atas penjajahan ke Indonesia.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Soal Permintaan Maaf Belanda, Mahfud MD: Harus Dimaafkan. Foto: Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukkam) Mahfud MD
Foto: Antara/Jojon
Soal Permintaan Maaf Belanda, Mahfud MD: Harus Dimaafkan. Foto: Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukkam) Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD mengapresiasi permintaan maaf Raja Belanda, Willem Alexander, kepada bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang beradab, sudah sepantasnya memaafkan orang yang meminta maaf.

"Ya bagus lah, kita bangsa yang beradab, orang minta maaf ya harus diberi maaf. Gitu aja," ujar Mahfud di kantornya, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (10/3).

Baca Juga

Mahfud kemudian mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Belanda, Stephanus Abraham, yang dilakukan Selasa sore. Pertemuan tersebut, kata Mahfud, tak menyinggung soal permintaan maaf yang disampaikan Raja Willem, melainkan membahas kerja sama pendidikan dan hukun.

“Kita ndak bicara (permintaan maaf) itu. Kita bicara soal kerjasama pendidikan, kerjasama hukum," jelas dia.

Mahfud mengaku mengajak pemerintah Belanda untuk menghidupkan kembali kerja sama di bidang pendidikan dan hukum. Ia mengisahkan pengalamannya pasa 1980-an ketika mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar antara Indonesia-Belanda.

"Saya katakan dihidupkan lagi (kerja sama). Karena itu bisa lahirkan orang-orang yang lumayan, jadi profesor, jadi ketua MK, jadi Menko Polhukam. Saya bilang, 'hidupkan dong kerja sama begitu'," tutur dia.

Sebelumnya, Raja Belanda Willem Alexander dengan didampingi Ratu Belanda Maxima Zorreguieta Cerruti menyampaikan penyesalan dan permohonan maaf kepada Indonesia atas kekerasan berlebihan dari bangsa Belanda pada masa penjajahan.

“Selaras dengan pernyataan pemerintahan saya sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan saya dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan dari Belanda pada tahun-tahun tersebut,” kata Raja Willem dalam pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (10/3).

Raja dan Ratu Belanda melakukan kunjungan kenegaraan khusus ke Indonesia pada 9-13 Maret 2020 dengan disertai rombongan pengusaha dalam jumlah besar.

Dalam pernyataan pers bersama, Raja Willem mengatakan, pada tahun-tahun setelah diumumkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terjadi sebuah perpisahan yang menyakitkan dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Oleh karena itulah, pemerintahannya merasa perlu menyampaikan permohonan maaf.

“Saya melakukan ini dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan keluarga-keluarga yang terdampak masih dirasakan sampai saat ini,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement