Selasa 10 Mar 2020 17:59 WIB

RSPI Buat Video Khusus untuk Pasien Dalam Pengawasan Corona

Penyembuhan pasien dalam pengawasan corona juga bergantung pada kondisi psikologis.

Rep: Antara, Rr Laeny Sulistyawati, Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Warga berjalan menggunakan masker di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (10/3).(Antara/Aprillio Akbar)
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warga berjalan menggunakan masker di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (10/3).(Antara/Aprillio Akbar)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta berinisiatif membuat video khusus bagi pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19. Tujuannya untuk mempercepat proses penyembuhan.

"Kami sedang mengupayakan membuat video yang bisa dilihat para pasien untuk membantu secara psikologis. Jadi apa pun juga kami upayakan untuk memperbaiki dan mempercepat kesembuhan mereka," ujar Direktur Medik dan Keperawatan RSPI Sulianti Saroso, Dyani Kusumowardhanidi Jakarta, Selasa (10/3).

Baca Juga

Dyani mengatakan, inisiatif itu diharapkan memberikan kenyamanan lebih bagi pasien sehingga kondisi psikologis terjaga dengan baik. "Psikolog kami yang membuat programnya, intinya akan membantu pasien yang dalam perawatan," ucapnya.

Saat ini, pasien masih diizinkan untuk menggunakan seluler agar kondisi psikologisnya tidak tambah tertekan, namun tetap dalam pengawasan petugas medis. Pasien, kata dia, tidak diperkenankan untuk melakukan video call ataupun perekaman video.

"Namanya orang sakit, penyakitnya baru, kondisi sekarang harus dirawat di ruang isolasi, tidak berjumpa dengan orang lain kecuali melalui HP, itu kan satu-satunya kontak dia dengan dunia luar," katanya.

Menurut Dyani, terdapat beberapa faktor yang dapat membuat pasien menjadi sembuh, diantaranya lingkungan dan daya tahan tubuh. "Faktor lingkungannya kita sudah jaga betul, pasien terisolasi. Untuk daya tahan tubuh, kami berikan asupan gizi yang baik," katanya.

Saat ini ada enam pasien positif corona yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso dan RS Persahabatan. Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto, empat orang yang terjangkit virus ini menunjukkan perkembangan yang bagus.

"Kalau pekan ini diperiksa sebanyak dua kali dan menunjukkan hasil negatif, mereka bisa pulang. Tetapi pemeriksaan ulang kasus satu dan dua di hari kelimanya masih positif," ujarnya saat ditemui usai pelantikan dirinya, di Kemenkes, di Jakarta, Senin (9/3).

Untuk memastikan kondisi kasus satu dan kasus dua membaik, dia melanjutkan, orang terinfeksi virus ini akan kembali menjalani pemeriksaan pada hari ketujuh besok. Pihaknya berharap hasil pengujian bisa berubah menjadi negatif.

"Tetapi tidak mudah menjadikan positif ke negatif, tergantung imunitas dan salah satu yang menyebabkan demam tidak turun-turun karena pemberitaan media yang membocorkan identitas pasien. Ini memperlambat kesembuhan," kata pria yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 tersebut.

Sementara itu, dia melanjutkan, dua orang yang baru positif Covid-19 lainnya yaitu kasus lima dan kasus enam masih mengalami demam. "Tetapi tidak tinggi karena sudah diintervensi dengan obat," ujarnya.

Pemerintah menyiapkan delapan rumah sakit di Jakarta untuk menangani pasien yang dinyatakan positif Covid-19. Selain RSPI Sulianti Saroso dan RSUP Persahabatan yang sudah lebih dulu merawat pasien positif Covid-19, masih ada enam rumah sakit lain yakni RSUD Pasar Minggu, RS Polri Sukamto, RSAL Mintoharjo, RS Fatmawati, RSPAD Gatot Subroto, dan RSUD Tangerang.

Achmad Yurianto menyampaikan, bahwa keenam rumah sakit tersebut memiliki fasilitas ruang isolasi yang digunakan untuk merawat pasien dengan penyakit infeksi. Yuri juga memastikan bahwa ketersediaan ruang isolasi untuk seluruh pasien mencukupi. Pernyataannya ini menjawab kekhawatiran sejumlah pihak bahwa pemerintah kurang siap dalam mengantisipasi ruangan perawatan bagi pasien corona yang terus bertambah.

"Di Jakarta ada delapan rumah sakit yang sudah disiapkan, jadi tidak berbicara tentang RSPI dan Persahabatan saja," jelas Yuri.

Seluruh fasilitas kesehatan yang sudah ditunjuk sebagai rujukan pasien dengan Covid-19 sudah memiliki standar yang sama dalam merawat pasien penyakit menular. Ketersediaan kamar pun disebut mencukupi. Yuri mengatakan, pasien yang kondisinya membaik dan dinyatakan negatif Covid-19 tentu akan dipindahkan ke ruang lain.

"Seperti di RSPAD tidak selamanya dia berada di ruang isolasi itu kalau kondisinya sudah baik dipindahkan ke ruang biasa," katanya.

photo
Imbauan WHO soal penggunaan masker - (istimewa)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement