REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Umum Persahabatan, Jakarta Timur, bersiap menerima rujukan pasien baru positif terinfeksi saluran pernafasan karena virus corona (COVID-19). RSU Persahabatan telah menyiapkan sejumlah sarana dan prasarana untuk pelayanan pasien rujukan corona.
"Iya ada yang dirawat di sini (RSUP Persahabatan), datanya sedang kami cek," ujar Direktur Utama RSUP Persahabatan Jakara Timur Rita Rogayah di Jakarta, Senin (9/3) malam.
Hal itu disampaikan Rita kepada wartawan menyikapi pernyataan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di kantor presiden Jakarta. Pasien yang terkonfirmasi penyakit saluran pernafasan karena virus corona jenis baru (COVID-19) menjadi 19 orang, bertambah 13 orang dari sebelumnya enam orang.
Rita mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan sejumlah sarana dan prasarana untuk pelayanan pasien rujukan baru pasien tersebut. Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, belum mengemukakan jumlah pasien rujukan baru yang akan ditangani oleh pihaknya.
"Besok akan kami sampaikan kepada publik," katanya melalui pesan singkat.
Hingga Senin sore RSUP Persahabatan masih merawat sebanyak dua dari enam pasien yang positif terinfeksi penyakit saluran pernafasan karena virus corona.
Mereka dirawat di ruang isolasi Pinere yang dipersiapkan secara khusus bagi perawatan pasien terjangkit corona. Seperti diberitakan sebelumnya, Jubir Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan jumlah penderita positif corona di dalam negeri meningkat menjadi 19 orang. Presiden Joko Widodo meminta warga untuk tetap tenang.
"Barusan kami mendapatkan pengarahan dari presiden bahwa masyarakat diminta untuk tenang karena kecenderungan penyakit ini secara klinis tidak seperti yang kita bayangkan di Wuhan," ujar Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto, Senin (9/3).
Yurianto mengungkapkan, berdasarkan laporkan penderita, positif Corona di seluruh RS mayoritas masih mandiri. Artinya, mereka tidak menggunakan bantuan oksigen atau infus. "Gejala klinis tanpa ada penyakit kronis pendahulu, semuanya baik, demam gak tinggi, batuk gak berat," ujarnya.
Pasien, lanjut Yurianto, tampak sebagai pasien sakit ringan sedang, dan tidak ada berat. Namun ada satu atau dua menggunakan peralatan diinfus oksigen karena ada penyakit lain.
"Berdasarkan hasil laboratorium siang tadi lanjutan dari pemeriksaan beberapa hari lalu menggunakan metode PCR dan dikonfirmasi memakai teknik genome sequencing, maka hari ini ada kasus positif," ujar Yurianto.
Yuri menjelaskan, kasus 07 adalah seorang perempuan berusia 59 tahun. Pasien menunjukan sakit ringan hingga sedang, sementara kondisinya stabil. Yuri mengatakan ini adalah kasus imported case.
"Beliau kembali dari Luar Negeri. Beberapa saat kemudian menunjukan gejala seperti itu. Dilakukan pemeriksaan menggunakan secara empat hari lalu, lalu genome hasilnya hari ini positif sebagai kasus 07," ujar Yurianto.
Selanjutnya kasus 08 yakni laki-laki 56 tahun. Pasien ini tertular 07 karena suami-istri. Kondisinya menggunakan beberapa peralatan infus oksigen mengingat sebelum kontak dengan 07, penderita 08 ini sakit duluan tapi bukan Covid.
"Sakit diare Ditambah dengan riwayat diabetes. Sehingga sekarang Terpapar 07 dan kondisinya sakit sedang arah berat," ujar Yurianto.
Kasus 09 yakni Perempuan 55 tahun. Kondisi sekarang nampak sakit ringan sedang, tanpa ada penyakit penyulit sebelumnya. Pasien ini juga imported case. Bukan bagian dari klaster manapun. Datang dari luar negeri.
Kasus 10 adalah laki-laki 29 tahun yang merupakan WNA, dengan kondisi sakit ringan sedang. Kasus 11 adalah perempuan berusia 54 tahun, dengan kondisi sakit ringan sedang. Kasus 12 adalah pria berusia 31 tahun, dengan kondisi sakit ringan sedang. Ketiga pasien merupakan hasil tracing yang berhubungan dengan kasus 01.
Kasus nomor 13 yakni Perempuan 16 tahun, yang juga merupakan hasil tracing namun dari sub klaster pasien no 03.
Kasus 14 adalah pria berusia 50 tahun, dengan kondisi sakit ringan sedang. Kasus 15 adalah perempuan 43 tahun, kasus 16 merupakan perempuan 17 tahun, yang berkaitan dengan pasien 15.
Kasus 17 adalah pria berusia 56 tahun, kasus 18 juga pria berusia 55 tahun dan kasus 19 adalah pria berusia 40 tahun. Kasus 14 hingga kasus 19 merupakan imported case.