Senin 09 Mar 2020 19:02 WIB

Hubla Sertifikasi 2.192 Kapal di Bawah GT 7 di Lamongan

Nelayan memiliki identitas yang jelas ketika melaut.

Kantor UPP Kelas III Brondong telah melakukan sertifikasi pengukuran kapal dan nelayan sebanyak 2.192 kapal yang berasal dari Kabupaten Lamongan, Tuban dan Pacitan.
Foto: Humas Ditjen Hubla
Kantor UPP Kelas III Brondong telah melakukan sertifikasi pengukuran kapal dan nelayan sebanyak 2.192 kapal yang berasal dari Kabupaten Lamongan, Tuban dan Pacitan.

REPUBLIKA.CO.ID,  LAMONGAN -- Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyelenggarakan gerai pengukuran kapal di bawah GT 7 serta sertifikasi kapal dan pelaut. Kegiatan tersebut dilakukan di wilayah kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Brondong.

Sebelum Gerai Pengukuran kapal dibuka secara resmi pada 9 Maret 2020 dan akan berakhir pada 29 Maret 2020, Kantor UPP Kelas III Brondong telah melakukan sertifikasi pengukuran kapal dan nelayan sebanyak 2.192 kapal yang berasal dari Kabupaten Lamongan, Tuban dan Pacitan. Demikian disampaikan Kepala UPP Kelas III Brondong Capt. Abdul Kadir di serambi Masjid Nadwatul Islam Jalan Sukunan, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Senin (9/3).

Kadir menjelaskan, jumlah total kapal dan nelayan di UPP Kelas III Brondong berdasarkan data dari Dinas Perikanan Lamongan, Tuban dan Pacitan mencapai 6.577. Rinciannya dari Kabupaten Lamongan 2.358 yang sudah disertifikasi 807 dan dalam proses 268. Kabupaten Tuban jumlah total kapal dan nelayan 2.910, yang sudah disertikfiasi 1.329, sedangkan yang masih dalam proses 11. Kabupaten Pacitan total jumlah nelayan ada 1.309 dan dalam proses sertifikasi mencapai 360.

Kelaikan melaut, sambung Kadir, juga akan dikeluarkan oleh Dinas Perikanan masing - masing kabupaten berupa BPKP (Bukti Pencatatan Kapal Perikanan). "Manfaat dari BPKP maka setiap nelayan akan mendapatkan subsidi BBM guna meringankan biaya ketika melaut," kata dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (9/3).

"Makanya kami harapkan para nelayan untuk melakukan pengukuran agar lebih nyaman ketika melaut. Pencatatan pengukuran dilakukan secara gratis alias tidak dipungut biaya sepeser pun," tambahnya.

Selain itu, menurut Kadir, antusiasme masyarakat nelayan untuk mengurus dokumen tersebut tidak lepas dari sosialisasi yang dilakukan terus menerus. Pria berdarah Maluku Utara ini berkomitmen akan mempercepat proses penerbitan dokumen kapal serta menyelesaikan pengukuran kapal yang belum terdata.

Kadir mengungkapkan, dalam pengukuran kapal di wilayah kerja UPP Brondong, pihaknya menurunkan semua personil. Di antaranya ada empat tenaga ahli ukur bersertifikat dan sepuluh petugas Merine Inspectur (MI) bersertifikat. Dalam sehari pihaknya bisa menyelesaikan ukur kapal antara 40 sampai 50 kapal. 

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan, Drs. M. S Heruwidi. MM mengaku sangat mendukung dan senang adanya Gerai Pengukuran yang dilakukan UPP Kelas III Brondong. "Dengan adanya gerai pengukuran kapal maka akan membuat nelayan memiliki identitas yang jelas ketika melaut," tuturnya. 

Adanya pengukuran juga membuktikan antara UPP Brondong dan Dinas Perikanan Kabupaten saling bersinergi untuk melengkapi surat-surat bagi nelayan dan kapalnya.  "Upaya ini merupakan solusi terbaik untuk nelayan. Apalagi nelayan bisa terfasilitasi dengan dibukanya Gerai Pengukuran," ujarnya.

Salah satu nelayan, Imam Syafi'i (49 tahun) menyambut baik adanya sertifikasi untuk kapal dan nelayan. Menurutnya, dengan adanya sertifikasi tersebut membuat nyaman dan aman ketika melaut karena melaut sudah menjadi profesi mereka sehari-hari. "Saya secara pribadi sangat senang adanya sertifikasi untuk nelayan dan kapal," ujarnya. 

Menurut Syafi'i, adanya sertifikasi maka akan membuatnya tidak merasa takut untuk melaut, karena jika tidak ada sertifikat maka kerap ada razia di tengah laut sehingga ketika ada razia membuat was-was, apalagi jika kelengkapan untuk melaut tidak ada. 

"Kadang di tengah laut ditanyain kelengkapan surat sama petugas patroli di laut memang tidak ditilang hanya diperingatkan saja, itu membuat saya merasa tidak enak dan malu sama Pemerintah, tapi dengan adanya kelengkapan surat, jadi nyaman untuk melaut," tegasnya.

Perlu diketahui setelah pelaksanaan gerai pengukuran kapal yang dilaksanakan sepuluh hari, maka akan berlanjut tiap hari Selasa dan Jumat. Untuk hari Selasa dengan agenda pendataan kapal-kapal, sedangkan hari Jumat yakni pelaksanaan pengukuran kapal (kegiatan rutin UPP Kelas III Brondong).

Acara pembukaan gerai pengukuran kapal sekaligus sertifikasi kapal dan pelaut ini juga dihadiri oleh Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Lamongan dan sedikitnya 50 nelayan. Hadir juga di acara Gerai Pengukuran ini sejumlah perwakilan dari Rukun Nelayan (RN), pejabat Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dan mitra dari UPP Lamongan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement