Senin 09 Mar 2020 11:23 WIB

RS Paru Rotinsulu Kembali Rawat Tiga Pasien Suspect Corona

Sampel ketiga pasien telah dikirim ke Litbangkes Kementerian Kesehatan.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Pasien suspect difteri dirawat di ruang isolasi. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Pasien suspect difteri dirawat di ruang isolasi. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Sakit Paru Rotinsulu kembali merawat tiga pasien yang diduga atau suspect terpapar virus corona atau Covid-19 di ruang isolasi khusus. Ketiganya saat ini tengah dalam status pengawasan yang dipantau oleh rumah sakit. 

Namun, pihak rumah sakit belum menjelaskan secara detail terkait kronologis ketiga orang pasien tersebut sampai dirawat di rumah sakit, termasuk apakah ketiga pasien tersebut merupakan pasien baru atau pasien sebelumnya yang masih dirawat.

"Sekarang kita merawat tiga pasien dalam pengawasan," ujar Direktur Utama RS Paru Rotinsulu, Bandung, dr Edi Sampurno, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (9/3).

Dia mengungkapkan, kondisi ketiga pasien relatif membaik. Pihaknya sudah mengirimkan sampel ketiga pasien ke Litbangkes Kementerian Kesehatan. Namun, hingga saat ini hasil laboratorium ketiga paisen belum diperoleh oleh rumah sakit. 

"Kondisinya membaik, cuma hasil labnya belum ada semuanya," katanya.

Sebelumnya, seorang pasien yang diduga suspect terpapar virus corona atau Covid-19 dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit (RS) Rotinsulu, Kota Bandung. Pasien tersebut menunjukkan gejala demam, batuk, dan flek atau radang paru-paru. Sementara itu, dua pasien sebelumnya yang suspect Covid-19 dinyatakan negatif dan sudah pulang.

Edi mengatakan, dua pasien suspect virus korona dinyatakan negatif berdasarkan hasil pemeriksaan di Litbangkes Kemenkes dan sudah pulang ke rumah mereka. Sementara itu, satu orang lainnya masih dirawat di ruang isolasi dengan status pengawasan.

"Kemarin kita sudah mengirimkan sampel ke litbangkes. Mudah-mudahan besok hasilnya kita sudah dapat diketahui bersama-sama," ujarnya. Ia mengatakan, pasien tersebut memiliki riwayat bepergian ke luar negeri dan saat kembali ke Indonesia mengalami demam dan batuk.

Menurut dia, bagi pasien-pasien rujukan dari rumah sakit lain yang memiliki status pengawasan, pihaknya langsung memasukkan mereka ke ruang isolasi. Dia mengatakan, pasien tersebut tidak perlu memasuki ruang instalasi gawat darurat (IGD).

Dia mengatakan, pihaknya mempersiapkan sarana-prasarana serta tim Covid-19 yang terdiri atas dokter spesialis paru, penyakit dalam, anestesi, radiologi, perawat, dan lain-lainnya. Mereka dipersiapkan untuk menangani pasien Covid-19.

"Kita juga sudah mempersiapkan dua tempat tidur ruangan isolasi dan kita tingkatkan jadi delapan. Kita diamanahkan oleh Kementerian Kesehatan untuk menjadi rumah sakit rujukan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement