Senin 09 Mar 2020 00:03 WIB

Bahan Empon-Empon Terus Diburu

Sepekan ini bahan rempah-rempah menjadi buruan konsumen di pasar tradisional.

Jahe merah.
Foto: PxHere
Jahe merah.

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Rempah-rempah mulai dan terus diburu konsumen di sejumlah pasar tradisional sejak sepekan lalu hingga sekarang. Bahan-bahan tersebut mampu meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal virus corona atau Covid-19, begitulah anggapan di masyarakat.

Zulfiansah (36 tahun), warga Cibinong, Bogor, sengaja mencari empon-empon yang terdiri atas temu lawak, jahe, kunyit, kencur, dan sereh sebagai ramuan. Dia mengaku mengetahui resep itu dari media daring yang telah ia baca.

"Agar daya tahan tubuh kuat dari virus corona. Antisipasi saja," kata Zulfiansah saat ditemui di Pasar Tradisional Cibinong, Bogor, Ahad (8/3).

Sebelum diumumkannya dua warga Depok positif corona, Zulfiansah sama sekali tak mengonsumsi empon-empon. Namon, setelah mengetahui khasiat empon-empon, ia segera berbelanja bahan ke pasar tradisional terdekat.

Sayangnya, ia tak lagi menemukan jahe merah di pasar. Ia harus mengganti jahe merah dengan jahe biasa. "Tiga hari kemarin masih dapat," katanya.

Dengan modal uang Rp 50 ribu, Zulfiansah mengaku memperoleh bahan empon-empon yang dapat diseduh empat kali. Namun, kali ini ia harus pulang dengan resep yang berbeda, tanpa jahe merah. "Diganti saja sama jahe biasa," kata dia sambil merapikan masker.

Harga rempah-rempah di Pasar Cibinong mulai mengalami kenaikan pada Rabu (4/3). Tercatat, harga jahe merah naik Rp 15 ribu menjadi 60 ribu per kilogram (kg).

Jahe biasa juga naik Rp 5.000 rupiah dari yang mulanya Rp 35 ribu menjadi Rp 40 ribu per kg. Terakhir, gula merah yang menjadi pelengkap juga mengalami kenaikan dari yang mulanya Rp 13 ribu menjadi Rp 17 ribu per kg.

Jahe merah saat ini tak lagi dapat ditemukan di Pasar Cibinong. Banyaknya permintaan menyebabkan kelangkaan jahe merah. Harganya pun juga mahal. Karena itulah, pedagang memilih untuk tak mengambil komoditas tersebut.

"Tadi ditawari oleh bandar dengan harga Rp 70 ribu gak berani ambillah. Belum jualnya. Takut diomelin sama pelanggan," kata Kusnadi (45 tahun), pedagang rempah-rempah di Pasar Cibinong.

Kusnadi menjelaskan, normalnya harga jahe merah hanya Rp 40 ribu per kg. Namun, karena adanya resep empon-empon untuk menangkal virus corona, harga jahe merah melambung.

Dua hari belakangan, Kusnadi menjelaskan, harga jahe biasa juga mengalami kenaikan. Saat ini harga jahe biasa telah mencapai Rp 50 ribu per kg. "Mungkin karena jahe merah langka. Banyak yang nyari. Jahe biasa ikut naik," kata dia.

Namun, dia menjelaskan, sejumlah komoditas tak mengalami kenaikan, seperti sereh dan biang kunyit. Dia menyebut, bumbu dapur tetap dapat dibeli dengan harga Rp 2.000 untuk satu bungkus.

"Isinya kunyit, jahe, lengkuas, salam, dan sereh," kata Kusnadi sambil menunjukkan satu paket bumbu dapur yang dibungkus dengan plastik sekitar 1 kg.

Kusnadi mengungkapkan, naiknya harga empon-empon memberi berkah pada kenaikan omzet dagangnya. Kusnadi yang menjajakan dagangannya sejak pukul 04.00 WIB hingga 15.00 WIB mengaku meraup keuntungan dua kali lipat.

"Kalau misalnya omzet yang awalnya Rp 1 juta bisa naik menjadi Rp 2 juta dalam sehari," kata Kusnadi.

Kendati demikian, dia berharap harga empon-empon dapat kembali stabil sehingga dia tak mendapat komplain dari pelanggannya.

"Saya sih mending normal saja ya. Karena, sebagai pedagang itu, pastinya ingin harga stabil biar gak dikomplain juga sama pelanggan," ucap dia.

Humas PD Pasar Tohaga, Isni Jayanti, mengaku belum menerima laporan terkait kelangkaan jahe merah di pasar. Dia menuturkan, terakhir melakukan pengecekan pada Rabu (4/3).

"Untuk kelangkaan jahe merah belum ada laporan tuh. Paling lagi habis aja," kata Isni.

Isni mengakui permintaan empon-empon melonjak setelah diumumkannya adanya virus corona. Waktu itu, dia menjelaskan, permintaan tertinggi bukanlah jahe merah melainkan temu lawak.

"Permintaan kemarin yang paling tinggi itu temu lawak sehingga harga temu lawak menjadi fluktuatif. Di Pasar Citereup masih Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu, tapi di Pasar Cisarua sampai Rp 110 ribu," kata dia.

Dia mengaku akan segera menindaklanjuti kelangkaan jahe merah untuk dapat dikoordinasikan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bogor. Dengan demikian, stok di pasar dapat dievaluasi.

"Kita akan berkoordinasi dengan pihak terkait ya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement