Kamis 05 Mar 2020 20:03 WIB

Pos Covid-19 RSPI Hingga Kamis Terima Laporan 500-an Pasien

Dari 500-an orang yang melapor ke RSPI, satu diisolasi.

Rep: Arif Satrio Nugroho, Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Warga usai memeriksakan kesehatannya di Pos Pemantauan Virus Corona RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Kamis (5/3).
Foto: Republika/Putra M Akbar
Warga usai memeriksakan kesehatannya di Pos Pemantauan Virus Corona RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Kamis (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 500-an orang telah melapor ke Pos Pemantauan Covid-19 yang didirikan oleh Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso hingga Kamis (5/3). Para pelapor datang secara sukarela ke RSPI.

"Saat ini sudah hampir 500-an pasien yang di pos pemantauan," ujar Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3).

Baca Juga

Sebanyak 500-an orang tersebut, kata Syahril datang secara sukarela, baik langsung ke RSPI maupun dari laporan ke Dinas Pendidikan. Adapun, dari 500-an orang tersebut, terdapat seorang pasien yang diisolasi. Pasien tersebut datang pada Rabu (4/3) kemarin.

Satu pasien itu, kata Syahril, datang ke pos pemantauan RSPI Sulianti Saroso dari hasil kerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes). "Dari pemantuan yang juga kerja sama dinkes," jelasnya.

Sementara, selain satu pasien tersebut, sisanya dinyatakan bebas dari virus corona dan pihak rumah sakit menyatakan tidak perlu untuk dirawat. "Kondisinya bagus, enggak ada yang dirawat, cuma satu tadi malam aja," ucap Syahril.

Syahril pun menyatakan, setiap orang dipersilakan melapor ke pos pemantauan yang disiapkan oleh pihak rumah sakit. Pos pemantauan itu pun dibuka 24 jam tanpa dipungut biaya alias gratis.

"Yang mau (memeriksakan diri) ke posko pemantauan 24 jam itu silakan datang ke sana untuk konsultasi," kata Syahril.

Berdasarakan pantauan Republika pada Kamis (5/3) siang hingga sore, pos pemantauan itu terletak di sisi rumah sakit. Pos pemantau itu dijaga oleh seorang petugas di depan.

Dalam pantauan pada Kamis siang hingga sore itu, hanya segelintir orang yang datang ke pos pemantauan tersebut. Pihak rumah sakit melarang Jurnalis untuk mewawancarai orang-orang yang mendaftar ke pos pemantauan maupun pasien di RSPI Sulianti Saroso.

Syahril berjanji akan terus memberikan perkembangan informasi setiap hari. Namun, pemberian informasi itu akan dilakukan sehari sekali.

"Saya kira teman-teman media tidak perlu stand by di sini supaya kami bisa kerja dengan enak. Ini kan daerah kantor dan pelayanan, dengan harapan begitu. Tidak ada informasi lagi di luar jam itu," ujar Syahril mengimbau para jurnalis.

Awalnya pada Rabu (4/3), terdapat sembilan pasien di ruang isolasi yang mengalami closed contact dengan pasien corona, termasuk dua pasien yang telah dinyatakan positif. Dari sembilan itu, satu WNA dinyatakan sembuh dan pulang, dan seorang lagi dikeluarkan dari isolasi.

Sehingga, dari sembilan jumlah awal tersisa tujuh. Namun, pada Rabu (4/3), dua orang kembali datang dan ditempatkan di ruang isolasi. Maka jumlah closed contact yang dirawat pada Kamis (5/3) pagi, ada sembilan orang, termasuk dua orang yang telah dinyatakan positif.

Kapasitas ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso pun dinyatakan hampir penuh. Namun, tujuh rumah sakit lain telah disiapkan untuk rujukan bagi pasien yang mengalami gejala Virus Corona.

Pasien dapat dirujuk ke tujuh rumah sakit lainnya. Tujuh rumah sakit tersebut yakni RS Persahabatan, Jakarta Timur; RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat; dan RSUD Pasar Minggu Jakarta Selatan. Ada pula RSUD Cengkareng, Jakarta, RS TNI AL Mintohardjo, Jakarta Pusat; dan RS Bhayangkara Polri Kramat Djati, Jakarta Timur ; dan RS Fatmawati, Jakarta Selatan.

 In Picture: Dua Orang Pasien Corona Dirawat di RSPI Sulianti Saroso

photo
Pekerja rumah sakit menggunakan masker di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (2/3/2020). - (Antara/Rivan Awal Lingga)

Pemerintah mendorong rumah sakit swasta agar siap menerima dan melakukan tindakan awal bagi pasien yang diduga terjangkit virus corona (Covid-19). Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjelaskan, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang memberi arahan kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk melibatkan rumah sakit swasta, terutama kelas A.

"Tetapi sebaiknya semua rumah sakit, walau bukan rujukan, disiapkan juga. Sehingga kalau terpaksa menerima pasien yang ternyata mengidap covid-19 sebelum dikirim ke rumah sakit rujukan bisa menangani denga baik," jelas Muhadjir di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (5/3).

Muhadjir pun mengaku sudah memantau beberapa rumah sakit tipe B dan C yang sudah melakukan simulasi penanganan pasien Covid-19. Termasuk, ujar Muhadjir, 15 rumah sakit PKU yang sudah disiapkan PP Muhammadiyah.

"Saya cek beberapa rumah sakit sudah disiapkan, walau bukan rumah sakit rujukan. Kalau pada akhirnya dia mendapatkan pasien yang kemudian diketahui Covid-19, bisa menanganinya sebelum dikirim ke rumah sakit rujukan. Juga punya ruang isolasi," katanya.

Tak hanya soal kesiapan rumah sakit, lanjut Muhadjir, Presiden Jokowi juga menyampaikan instruksi untuk melakukan penelusuran pihak-pihak yang sempat melakukan kontak dengan pasien positif korona.

Hingga saat ini, pemerintah mencatat ada 156 WNI yang masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona. Sebanyak 156 pasien tersebut berasal dari 35 rumah sakit yang tersebar di 23 provinsi.

Dari 156 pasien tersebut, sembilan di antaranya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan untuk menentukan adanya virus corona atau tidak dilakukan melalui dua metode.

photo
Infografis Dua Warga Depok Positif Corona - (istimewa)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement