REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum National Olympic Comite (NOC) atau Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, menyebut anggaran Rp 200 miliar untuk membangun 'Rumah Indonesia' di Tokyo. Namun, KOI secara resmi belum menyampaikan anggaran promosi Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 itu kepada Kemenpora.
''Memang (surat) belum ada. Nanti (mengajukannya) setelah lengkap,'' kata Raja di sela rapat anggota tahunan NOC di Jakarta, Senin (2/3).
Okto membenarkan pihaknya belum bersurat kepada pemerintah. Sebab, penyusunan angka pasti dalam penganggaran tersebut juga belum rampung.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali, sebelumnya pun menegaskan pihaknya belum dapat menentukan sikap. Karena, Kemenpora belum menerima surat resmi dari KOI terkait pengajuan dana 'Rumah Indonesia' tersebut.
"Angka (200 miliar) itu belum saya dengar kok,'' kata Menpora Zainudin Amali, akhir Februari lalu. ''Saya mau komentar kalau secara tertulis NOC menyampaikan itu kepada kami. Kalau belum, saya anggap itu nggak ada.''
Okto menyakini keberadaan 'Rumah Indonesia' dinilai bisa menghemat biaya dalam mempromosikan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Ia pun mengklaim pihaknya telah berkonsultasi dengan IOC (Komite Olimpiade Internasional) terkait strategi promosi tersebut.
''Kelihatannya angka itu signifikan,'' kata Okto. ''Tapi, sebenarnya tidak signifikan dibandingkan kita keliling dunia untuk mensosialisasikan olimpiade.''