Senin 02 Mar 2020 23:57 WIB

Pengamat: Pulau Sebaru Tepat Jadi Lokasi Observasi Corona

Pengamat menilai Pulau Sebaru adalah lokasi tepat untuk observasi wabah virus corona.

Petugas kesehatan bersiap menyemprotkan cairan disinfektan kepada WNI ABK Diamond Princess dan barang bawaan saat turun dari kapal di Yokohama, Jepang, Minggu (2/3/2020). Pemerintah mengevakuasi 69 WNI ABK Diamond Princess yang dinyatakan negatif COVID-19 untuk dipulangkan ke tanah air dan diobservasi di pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu.
Foto: Antara
Petugas kesehatan bersiap menyemprotkan cairan disinfektan kepada WNI ABK Diamond Princess dan barang bawaan saat turun dari kapal di Yokohama, Jepang, Minggu (2/3/2020). Pemerintah mengevakuasi 69 WNI ABK Diamond Princess yang dinyatakan negatif COVID-19 untuk dipulangkan ke tanah air dan diobservasi di pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati masalah kesehatan, Yappi Manafe mengatakan Pulau Sebaru Kecil adalah lokasi yang tepat untuk observasi WNI dalam mencegah wabah virus corona. Saat ini, WNI yang menjadi anak buah kapal (ABK) World Dream dan Kapal Diamond Princes di observasi di Pulau Sebaru.

Yappi mengatakan, ada beberapa alasan yang membuat Pulau Sebaru Kecil, pertama karena karakteristik geografinya. Kemudian, di pulau itu punya fasilitas yang tepat, karena pernah menjadi program rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba. Selain itu, Yappi juga mengapresiasi kepedulian Artha Graha terhadap masalah yang dihadapi masyarakat global pada umumnya dan Indonesia, khususnya saat ini.

Baca Juga

"Kepedulian kali ini secara serius diwujudkan dalam bentuk mempersiapkan dan melengkapi Pulau Sebaru dengan fasilitas dan SDM yang dimiliki oleh Artha Graha untuk menangani para WNI yang rawan terpapar Covid-19, demi masa depan anak bangsa," katanya, Senin (2/3/2020).

"Sejak bapak Presiden menetapkan Pulau Sebaru sebagai tempat observasi 188 WNI yang berasal dari Kapal Pesiar World Dream, Artha Graha dengan cepat menanggapi dan langsung mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan agar memudahkan Pemerintah melakukan operasi kemanusiaan dibawah koordinator Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan," ujarnya melanjutkan.

Yappi melanjutkan, model penanganan yang ini bisa menjadi contoh di waktu mendatang. Yappi berharap, seluruh komponen masyarakat dan bangsa Indonesia dapat turut mendukung program pemerintah dalam misi kemanusiaan sesuai dengan peran dan kemampuan masing-masing.

"Mari bersama bergandengan tangan, bersatu dan peduli pada permasalahan anak bangsa," katanya.

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) penyebaran Virus Korona (Covid-19) per 29 Februari 2020 secara global total 85.403 kasus terkonfirmasi (1.753 merupakan kasus baru).  Di China terkonfirmasi 79.394 kasus (435 kasus baru) dan 2.838 meninggal. Di luar China, data yang diperoleh dari 53 negara mengkonfirmasi 6.009 kasus (1.318 kasus baru), dengan total 86 meninggal.

WHO mencatat kondisi China per 29 Februari 2020 di 34 Provinsi, terkonfirmasi total 79.394 kasus dengan 2.838 orang meninggal dunia. Sementara di Iran terkonfirmasi 388 kasus dengan 34 orang meninggal. Itali ada 888 kasus dengan 21 orang meninggal dunia, Perancis 57 kasus denhan 2 orang meninggal dunia.

Sedangkan, Korea Selatan 3.150 kasus Covid-19 dengan 74 orang meninggal. Kemudian di Jepang tercatat ada 230 denha  5 orang meninggal. Selanjutnya di Singapura 98 kasus, Australia 25 kasus, Malaysia 24 kasus, dan Vietnam 16 kasus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement